
Legenda Hang Tuah merupakan salah satu kisah yang berasal dari daerah Riau. Legenda ini berkisah tentang seorang sosok laksamana yang dikenal gagah berani dan memimpin pasukan dalam berbagai macam peperangan.
Bagaimana kisah lengkap dari legenda Hang Tuah tersebut? Simak cerita lengkap dari legenda yang satu ini dalam artikel berikut.
Legenda Hang Tuah
Dilansir dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, diceritakan pada zaman dahulu hiduplah seorang kesatria bernama Hang Tuah. Pada suatu hari, dia pergi berlayar ke Laut Cina Selatan bersama empat sahabatnya.
Keempat sahabat Hang Tuah ini bernama Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Dalam perjalanannya ini, Hang Tuang sering kali diganggu oleh gerombolan bajak laut.
Akan tetapi Hang Tuah berhasil mengalahkan gangguan dari bajak laut tersebut dengan mudah. Kisah keberhasilan Hang Tuah ini ternyata sampai di telinga Bendahara Paduka Raja Bintan.
Akhirnya Bendahara Paduka Raja Bintan mengangkat Hang Tuah sebagai anaknya. Sejak saat itu pamor dari Hang Tuah makin dikenal seantero negeri.
Selang beberapa waktu, terjadi sebuah kegaduhan di istana Majapahit. Kegaduhan ini diakibatkan oleh Taming Sari, seorang prajurit Majapahit yang sudah tua.
Meskipun sudah tua, Taming Sari dikenal sebagai prajurit yang tangguh. Oleh sebab itu semua prajurit lainnya kewalahan ketika Taming Sari mengamuk di dalam istana.
Mengetahui hal ini, Hang Tuah diutus untuk menghentikan kegaduhan tersebut. Dengan mudah Hang Tuah berhasil menghentikan Taming Sari dan mengalahkannya.
Berkat keberhasilannya ini, Hang Tuah kemudian diberi gelar sebagai seorang laksamana. Tidak hanya itu, Hang Tuah juga diberi keris sakti milik Taming Sari.
Namun keberhasilan Hang Tuah ini ternyata memunculkan rasa iri pada orang sekitarnya. Salah satu sosok yang merasa iri kepada Hang Tuah adalah Patih Kerma Wijaya.
Sang patih kemudian menyebarkan fitnah kepada Hang Tuah. Fitnah ini ternyata membuat baginda raja marah dan mengusir Hang Tuah dari daerah Melaka.
Akibatnya Hang Tuah pergi keluar dari daerah tersebut dan menuju ke Indrapura. Namun tidak lama berselang, Hang Tuah diminta kembali ke Melaka dan menjadi laksamana di daerah tersebut.
Setelah kembali ke Melaka, Hang Tuah kembali melaksanakan tugas sebagai seorang laksamana. Pada suatu hari, dia memimpin rombongan yang melakukan pelayaran ke Cina.
Di pelabuhan Cina, rombongan ini ternyata berselisih paham dengan orang Portugis. Hal ini membuat rombongan Hang Tuah diserang orang Portugis ketika perjalanan kembali ke Melaka.
Untungnya Hang Tuah berhasil mengalahkan orang-orang Portugis yang menyerang mereka tersebut. Akhirnya rombongan Hang Tuah bisa kembali ke Melaka dengan selamat.
Namun kekalahan ini ternyata membuat Gubernur Portugis di Manila menjadi marah. Akhirnya gubernur ini mengirimkan pasukan untuk menyerang Melaka.
Hang Tuah kemudian diperintahkan baginda raja untuk memimpin armada dalam menghadapi serangan tersebut. Pada saat peperangan pecah, Hang Tua terkena peluru dari pasukan Portugis yang menyerang.
Untungnya Hang Tuah berhasil diselamatkan. Akhirnya Hang Tuah diselamatkan dan tidak melanjutkan perannya sebagai pemimpin dalam peperangan tersebut.
Perang ini sendiri berakhir tanpa adanya pemenang. Pasukan Portugis kembali ke tempat asalnya selepas peperangan ini usai.
Setelah sembuh, Hang Tuah tidak lagi menjabat sebagai laksamana. Dia kemudian melanjutkan hidup dan menyendiri di Bukit Jugara di Melaka hingga akhir hayatnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News