Legenda siamang putih adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Sumatra Barat. Legenda ini menceritakan hukuman yang diterima oleh pasangan yang saling berkhianat antara satu sama lain.
Simak cerita lengkap dari legenda siamang putih ini dalam artikel berikut.
Legenda Siamang Putih
Dilansir dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, diceritakan pada zaman dahulu terdapat seorang raja yang bernama Tuanku Raja Kecik. Raja ini tengah mengadakan pesta besar untuk mencarikan jodoh bagi cucunya yang bernama Putri Julian.
Cucu dari Tuanku Raja Kecik ini bermimpi akan bertemu dengan seorang pemuda bernama Sutan Rumandung pada malam sebelum pesta. Sutan Rumandung inilah yang nantinya diyakini sebagai calon suami dari Putri Julian.
Pesta besar kemudian diadakan di kediaman Tuanku Raja Kecik. Setiap pemuda yang ada di wilayah tersebut disuruh hadir ke pesta ini.
Namun pada hari pertama pesta diadakan, tidak ada seorangpun pemuda bernama Sutan Rumandung yang hadir ke pesta tersebut. Situasi ini terus terjadi hingga beberapa hari kemudian.
Pada hari terakhir pesta, ternyata terdapat sebuah kapal yang berlabuh di dermaga daerah itu. Kapal ini dipimpin oleh seorang pemuda yang menjadi kapten kapalnya.
Mengetahui hal ini, prajurit Tuanku Raja Kecik kemudian membawa pemuda tersebut untuk menghadiri pesta yang diadakan tuannya. Pemuda ini kemudian pergi bersama para prajurit ke kediaman Tuanku Raja Kecik.
Sesampainya di sana, Putri Julian menyadari bahwa pemuda inilah yang sempat muncul di dalam mimpinya. Hal ini makin terbukti ketika pemuda tersebut memperkenalkan dirinya dengan nama Sutan Rumandung.
Mendengarkan hal ini, keluarga Tuanku Raja Kecik menjadi sangat bahagia. Akhirnya mereka bersepakat untuk menunangkan Sutan Rumandung bersama Putri Julian.
Pertunangan ini juga menjadi akhir dari acara pesta besar tersebut. Setelah pertunangan dilakukan, Sutan Rumandung meminta izin untuk kembali melanjutkan perjalan.
Sebelum berangkat, Sutan Rumandung bersumpah akan kembali dan menikahi Putri Julian. Jika dia menikahi wanita lainnya, maka Sutan Rumandung bersumpah akan tenggelam di tengah laut bersama kapalnya.
Sumpah serupa juga disampaikan oleh Putri Julian. Dia bersumpah jika menikahi laki-laki lain selain Sutan Rumandung, maka akan berubah menjadi seekor siamang putih.
Hari demi hari kemudian berlalu. Tanpa disadari sudah dua tahun berlalu sejak Sutan Rumandung berlabuh di tempat tersebut.
Putri Julian tidak pernah mendengarkan kabar dari tunangannya tersebut selama dua tahun lamanya. Tepat pada tahun ketiga, ternyata terdapat sebuah kapal besar yang bersandar di tempat tersebut.
Kapal ini dipimpin oleh seorang pemuda dengan paras tampan. Tidak hanya itu, aura kewibawaan terpancar dari pemuda tersebut.
Diam-diam Putri Julian menaruh hati kepada pemuda itu. Sebaliknya, pemuda ini ternyata juga jatuh hati dengan Putri Julian.
Tidak lama berselang, kedua sejoli ini akhirnya memutuskan untuk menikah. Pada hari pernikahan tiba, penghulu menanyakan kesediaan pemuda tersebut dan Putri Julian untuk menjadi pasangan suami istri.
Namun pada saat penghulu bertanya, Putri Julian tiba-tiba berteriak kencang selayaknya seekor siamang. Tidak lama kemudian, sekujur tubuh Putri Julian berubah menyerupai siamang putih.
Tuanku Raja Kecik kemudian menyadari bahwa cucunya mendapatkan hukuman dari sumpah yang dia langgar. Akhirnya dia tidak bisa berbuat banyak melihat cucunya yang sudah berubah menjadi siamang puting.
Selang beberapa waktu, masyarakat sekitar ternyata melihat siamang putih ini sudah mati di pohon tempat dia bersarang. Tidak lama kemudian, terdengar kabar bahwa Sutan Rumandung ternyata juga sudah meninggal akibat kapalnya yang tenggelam di tengah laut.
Ternyata Sutan Rumandung juga melanggar sumpahnya dengan menikahi wanita lain selain Putri Julian. Begitulah akhir kisah dari pasangan yang saling berkhianat antara satu sama lainnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News