
Masyarakat Kediri mempunyai tempat yang dikeramatkan karena dipercaya mempunyai khasiat untuk menyembuhkan. Tempat bernama Sendang Tirto Kamandanu ini juga dipercaya sering digunakan Prabu Jayabaya sebelum moksa.
Dimuat dari Merdeka, pertirtaan atau sumber air ini disebut sebagai tempat bermain putri-putri raja ketika masa pemerintahan Raja Jayabaya. Mata air yang dianggap suci ini masih lestari hingga sekarang.
Jelajah Gua Maria dan Tahu Takwa ke Kota Terbesar Ketiga di Jawa Timur
Sendang Tirto Kamandanu ini berjarak sekitar 200 meter dari petilasan Prabu Jayabaya. Berada di di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Setiap hari, sumber air keramat ini selalu ramai pengunjung.
“Sumur itu tidak pernah kering pada musim apapun, setiap hari banyak warga mengambil air di situ,” ujar Agus Yulianto, salah satu pengunjung asal Blitar, Selasa (14/5/2024).
Mata air kehidupan
Dinukil dari situs IAIN Kediri, Tirto Kamandanu memiliki makna sumber mata air yang memberi kehidupan. Hal ini karena mata air ini memberi kegunaan beraneka ragam bagi makhluk hidup.
Pada masa lalu, Sendang Tirta Kamandanu berfungsi sebagai tempat pemandian dengan keberadaan kolam. Namun, kini kolamnya sudah kosong. Tersisa sumber air yang dikeramatkan berupa sebuah sumur.
Urutan 6 Kota Terkecil di Jawa Timur, Kota Mojokerto Peringkat 1
Konon, air yang terdapat di sumur Sendang Tirto Kamandanu dapat menyucikan dan menyehatkan masyarakat. Karena itu muncul mitos, air dari Sendang Tirto Kamandanu tidak boleh direbus.
“Langsung diminum gitu aja, soalnya kalau direbus katanya khasiatnya hilang,” jelas Agus, salah satu pengunjung.
Tempat ritual
Sebagian masyarakat masih melestarikan tradisi ngalap berkah di petilasan Sri Aji Jayabaya, terutama pada bulan Suro. Masyarakat kadang hanya membawa tikar, pakaian dan makanan yang terbatas, juga perlengkapan untuk melakukan ritual tersebut.
Selain itu, mereka akan melakukan ritual mandi suci dan doa di sekitar kolam menjadi pengalaman yang mengubah bagi banyak orang yang mengunjunginya. Karena itu, peziarah yang datang bukan hanya dari Kediri tetapi juga dari luar daerah.
“Kadang dari luar negeri pun pernah ke sini, Jakarta, dan Bali juga, termasuk masyarakat Kediri. Tapi lebih banyak lagi pada saat momentum bulan Syuro,” tutur Mbah Suratin, sang juru kunci yang dimuat Liputan6.
Jembatan Lama Kediri, Saksi Bisu Sejarah Pertumbuhan Kota Kediri
Mbah Suratin menyatakan siapa saja boleh datang ke Sendang Tirto Kamandanu. Tetapi dia menekankan agar para peziarah hanya berharap doa nya dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
“Di sini boleh dan bebas, dalam arti kata hanya berdoa serta melestarikan budaya leluhur. Ini hanya sebagai perantara saja. Intinya percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Maha Segala,” tutur mantan guru Sekolah Rakyat, yang menjadi juru kunci sejak tahun 1997.
Sumber:
- Mengunjungi Sendang Tirto Kamandanu, Sumber Air Warisan Raja Jayabaya yang Tak Pernah Kering, Konon Bisa Obati Segala Penyakit
- Jumat Kliwon di Sendang Tirto Kamandanu dan Petilasan Eyang Srigati Srigading
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News