Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Tanjung Menangis dari Maluku Utara, Akhir dari Seorang Raja yang Kejam

images info

Tanjung Menangis merupakan salah satu tempat yang ada di Halmahera, Maluku Utara. Terdapat sebuah legenda yang menceritakan tentang asal usul Tanjung Menangis tersebut.

Bagaimana kisah lengkap dari cerita rakyat yang satu ini? Simak cerita legenda Tanjung Menangis dari Maluku Utara dalam artikel berikut.

Legenda Tanjung Menangis

Dilihat dari buku Yusup Kristianto yang berjudul Cerita Rakyat Indonesia: 40 Cerita Rakyat Nusantara, dari Aceh sampai Papua, Disertai Lagu Anak, diceritakan bahwa pada zaman dahulu di Halmahera Maluku Utara terdapat sebuah kerajaan besar. Masyarakat yang ada di kerajaan tersebut tengah bersedih karena raja yang memimpin wilayah itu baru saja meninggal dunia.

Sang raja dikenal sangat arif dan bijaksana. Kebaikan dari sang raja ini membuat masyarakat sangat mencintai dirinya.

Raja ini memiliki tiga orang anak, dua orang laki-laki dan satu orang perempuan. Dua anak laki-laki sang raja bernama Baginda Arif dan Baginda Binaut.

Sementara itu, anak perempuannya bernama Putri Baginda Nuri. Selepas peninggalan raja, Baginda Ratu kemudian memerintahkan petinggi kerajaan untuk melantik pemimpin baru di wilayah mereka.

Menurut peraturan, anak laki-laki tertua merupakan penerus tahta kerajaan. Artinya Bagina Arif merupakan calon raja yang akan memimpin daerah tersebut nantinya.

Namun keputusan ini ternyata memancing rasa iri dari Baginda Binaut. Dirinya sangat ingin menjadi raja meneruskan tahta sang ayah.

Akhirnya Baginda Binaut menyusun strategi untuk menyingkirkan kakaknya dari tahta kerajaan. Dia menyuap para petinggi kerajaan agar mau bekerja sama dengan dirinya.

Akhirnya Baginda Binaut mengirim Baginda Ratu, Baginda Arif, serta Baginda Putri Nuri ke dalam sebuah penjara. Dengan demikian, dia bisa leluasa memimpin daerah tersebut.

Baginda Binaut mengumumkan kepada masyarakat bahwa ibu beserta kedua saudaranya sudah tenggelam di laut dalam sebuah perjalanan. Hal ini membuat dirinya bisa menjadi raja dengan begitu mudahnya.

Di dalam penjara, Baginda Arif merasa kecewa dengan perlakuan adiknya. Dia tidak menyangka bahwa sang adik akan memperlakukan keluarganya seperti ini.

Namun Baginda Ratu menenangkan anak sulungnya tersebut. Baginda Ratu berkata bahwa semua perbuatan Baginda Binaut pasti akan mendapatkan ganjaran nantinya.

Meskipun berhasil menjadi raja, perlakuan Baginda Binaut ternyata jauh dengan kepemimpinan sang ayah. Baginda Binaut menjadi raja yang kejam dan semena-mena kepada masyarakat.

Baginda Binaut menerapkan pajak yang sangat tinggi kepada masyarakat. Dia tidak peduli dengan kondisi masyarakat dan hanya memikirkan kepentingannya sendiri.

Tidak jarang Baginda Binaut mengirim prajurit kerajaan untuk menindak masyarakat yang tidak membayar pajak. Perlakuan ini tentu membuat masyarakat resah atas kepemimpinan Baginda Binaut.

Di kalangan prajurit kerajaan ternyata terdapat segelintir orang yang tidak setia dengan Baginda Binaut. Salah satu prajurit yang tidak suka dengan kepemimpinan Baginda Binaut bernama Bijak.

Apalagi Bijak tahu bahwa Baginda Arif beserta ibu dan saudarinya sebenarnya dipenjara oleh Baginda Binaut. Akhirnya Bijak mengumpulkan prajurit yang sepemikiran dengan dirinya untuk pergi menyelamatkan Baginda Arif.

Pada hari yang ditentukan, Bijak membawa sekelompok prajurit untuk menyerang penjara tempat Baginda Arif ditahan. Akhirnya Bijak berhasil menyelamatkan Baginda Arif, Baginda Ratu, serta Baginda Putri Nuri.

Bijak kemudian mengusulkan apakah Baginda Arif ingin menyerang kerajaan dan menurunkan Baginda Binaut. Namun saran Bijak ini ditolak oleh Baginda Ratu.

Baginda Ratu tidak ingin ada perang saudara di antara anak-anaknya. Dirinya tetap percaya bahwa Baginda Binaut akan mendapatkan ganjaran atas perbuatannya.

Benar saja, beberapa waktu berselang musibah terjadi di kerajaan. Sebuah gunung berapi di wilayah tersebut meletus dengan dahsyatnya.

Lahar gunung berapi ini turun hingga ke istana kerajaan. Ajaibnya lahar ini mengejar Baginda Binaut ke manapun dia pergi.

Baginda Binaut berusaha menyelamatkan diri dari bencana ini. Namun lahar tersebut selalu mengikutinya terus menerus.

Akhirnya Baginda Binaut melompat ke dalam laut karena tidak ada tempat lagi bagi dirinya untuk menyelamatkan diri. Dirinya kemudian menyadari bahwa bencana ini merupakan ganjaran atas perbuatan yang sudah dia lakukan.

Baginda Binaut kemudian tenggelam di laut tersebut dengan penuh penyesalan. Tempat Baginda Binaut tenggelam ini kemudian dikenal dengan nama Tanjung Menangis.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *