Posted on Leave a comment

KUBET – Pernah Satu Wilayah, Ini Alasan Orang dari Kabupaten Tegal Lebih Ingin Dikenal sebagai Orang Slawi

images info

Masyarakat di Kabupaten Tegal lebih ingin dikenal sebagai orang Slawi. Padahal Slawi hanya sebuah kota kecamatan yang menjadi ibu kota Kabupaten Tegal.

Dimuat dari Detik, Slawi memang lebih identik dengan Kabupaten Tegal. Hal ini karena bila menyebut orang Tegal lebih mengarah ke Kota Tegal.

“Jadi kalau menyebut Tegal asumsinya Kota Tegal, kalau Slawi berarti Kabupaten Tegal,” ujar pegiat sejarah Wijanarto.

Sempat satu wilayah

Pada zaman Hindia Belanda, Tegal sebenarnya berada cuma satu wilayah yang disebut Regentschaap atau kabupaten. Pemimpin pemerintahan ini disebut regent (bupati).

Tetapi pada tahun 1906, dibentuk lagi sebuah pemerintahan kecil atau gemeente atau staad (kotapraja) yang dipimpin burgermeisteer (wali kota) berdasarkan Staatsblad Nomor 123 tertanggal 21 Februari 1906.

Dalam menjalankan pemerintahan, burgermesteer dibantu oleh Dewan Kota (gementeeraad) terdiri dari delapan orang eropa, dua orang timur jauh dan tiga orang pribumi. Karena itu ada dua pemerintahan yaitu bupati dan wali kota.

“Memang dulunya satu. Tahun 1906 dibentuk lagi pemerintahan kecil yang dipimpin burgermeister. Sehingga terdapat dua pemerintahan, satu yang dipimpin bupati dan satunya lagi wali kota,” jelasnya.

Pindah ke Slawi

Pada awalnya, Pemerintahan Kabupaten Tegal diatur dari Bangunan yang kini menjadi Pendopo Kota Tegal. Tetapi pada tahun 1984, muncul wacana untuk memindahkan pusat pemerintahan Kabupaten Tegal ke wilayah selatan.

Ketika itu, Slawi dipertimbangkan menjadi lokasi baru karena memiliki lokasi strategis dan infrastruktur lengkap. Apalagi Slawi dekat dengan beberapa markas tentara sehingga dianggap aman.

Akhirnya rencana pemindahan pusat pemerintahan itu terlaksana pada tahun 1985 dan selesai pada 1989. Slawi kemudian diresmikan menjadi ibu kota Kabupaten Tegal dan pusat pemerintahan pada 24 Januari 1989.

“Tahun ke 1984 wacana pindahan muncul. Kemudian dipilihlah Slawi sebagai pusat pemerintahan karena strategis. Selain itu, di Slawi juga ada markas tentara yakni Batalyon 407 dan Brigif Dewa Ratna,” beber Wijanarto.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *