Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Pangeran Amat Mude dari Aceh, Kisah Anak Raja yang Kembali ke Takhtanya

images info

Legenda Pangeran Amat Mude merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Aceh. Legenda ini mengisahkan tentang seorang pangeran yang berhasil kembali ke takhta kerajaan yang menjadi haknya.

Bagaimana cerita lengkap dari legenda Pangeran Amat Mude tersebut?

Legenda Pangeran Amat Mude

Dilansir dari buku Dian K. yang berjudul 100 Cerita Rakyat Nusantara, dikisahkan pada zaman dahulu di Aceh terdapat sebuah kerajaan bernama Negeri Alas. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana.

Pada suatu hari, sang raja tengah duduk termenung di atas singgasananya. Melihat hal tersebut, sang ratu kemudian bertanya kepada suaminya tersebut kenapa dirinya tengah termenung.

Ternyata sang raja memikirkan tentang pewaris takhtanya. Sebab hingga saat itu dirinya masih belum memiliki seorang anak.

Sang ratu kemudian menghibur suaminya dengan terus berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Ternyata tidak lama kemudian, sang ratu hamil dan melahirkan seorang putra.

Kelahiran putra pertamanya ini disambut dengan perasaan bahagia oleh sang raja. Dirinya memberi putranya tersebut dengan nama Pangeran Amat Mude.

Sang raja juga mengadakan pesta besar-besaran untuk menyambut kelahiran putranya. Seluruh rakyat yang ada di kerajaan diundang ke istana untuk berpesta.

Tidak hanya itu, seluruh hewan yang ada di kerajaan tersebut juga turut diundang untuk hadir. Pesta tersebut digelar dengan sangat meriah.

Ketika Pangeran Amat Mude menginjak usia sepuluh tahun, sang raja kemudian meninggal dunia. Takhta kerajaan kemudian sementara diberikan kepada paman Pangeran Amat Mude karena dirinya masih belum cukup usia.

Ternyata paman Pangeran Amat Mude jauh berbeda dengan raja sebelumnya. Pamannya tersebut terkenal kejam dan suka bertindak semena-mena.

Bahkan dia mengusir Pangeran Amat Mude dan sang ratu dari istana. Akhirnya Pangeran Amat Mude hidup di sebuah gubuk bersama ibunya dengan serba kekurangan selama bertahun-tahun.

Pada suatu hari, Pangeran Amat Mude membawa hasil tangkapan ke rumah dan memberikannya kepada sang ibu. Ketika memotong ikan tersebut, ternyata terdapat sebongkahan emas yang ada di dalam perutnya.

Pangeran Amat Mude dan sang ratu merasa senang melihat hal tersebut. Sebab emas tersebut bisa mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

Tidak hanya itu, mereka juga bisa berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Kedermawanan Pangeran Amat Mude ini ternyata sampai ke telinga pamannya.

Sang paman kemudian mengundang Pangeran Amat Mude ke istana. Dirinya berkata akan memberikan takhta kerajaan kepada Pangeran Amat Mude jika bisa berhasil membawa sebutir kelapa gading di tengah lautan.

Jika Pangeran Amat Mude gagal, maka takhta kerajaan akan dimiliki oleh sang paman selamanya. Pangeran Amat Mude kemudian menyanggupi persyaratan dari pamannya tersebut.

Pangeran Amat Mude kemudian berangkat ke laut untuk mengambil kelapa gading. Lautan ini dikenal ganas karena terdapat tiga hewan buas yang menjaganya.

Benar saja, sesampainya di sana Pangeran Amat Mude langsung dicegat oleh ketiga hewan buas tersebut. Namun salah satu hewan buas tersebut ternyata mengenali Pangeran Amat Mude dan menanyakan maksud kedatangannya.

Ternyata ketiga hewan buas ini pernah diundang sang raja ketika merayakan kelahiran Pangeran Amat Mude dulunya. Alih-alih memangsa Pangeran Amat Mude, mereka justru menyambut dirinya dengan ramah.

Bahkan ketiga hewan buas ini merasa geram dengan perilaku paman Pangeran Amat Mude yang menduduki takhta. Akhirnya mereka membantu Pangeran Amat Mude untuk mengambil kelapa gading dan membawanya kembali ke istana.

Pangeran Amat Mude kemudian memberikan kelapa gading tersebut kepada sang paman. Melihat hal itu, sang paman menyadari kesalahan yang sudah dia perbuat dan memberikan takhta kepada Pangeran Amat Mude.

Sejak saat itu, Pangeran Amat Mude memerintah Negeri Alas dengan arif dan bijaksana seperti sang ayah dulunya. Sebaliknya, sang paman memutuskan keluar dari istana dan menjadi rakyat biasa meskipun Pangeran Amat Mude sudah memaafkan perbuatannya terdahulu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *