
Dalam upaya untuk memperkuat hubungan ekonomi regional, Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah sepakat untuk melanjutkan dan memperluas penerapan transaksi berbasis mata uang lokal.
Kerja sama ini termaktub dalam Pedoman Operasional Kerangka Kerja Transaksi Berbasis Mata Uang Lokal (Local Currency Transaction Framework Operational Guidelines atau LCTF OG).
Kesepakatan ini akan memungkinkan ketiga negara untuk meningkatkan efisiensi, skalabilitas, dan konsistensi dalam transaksi lintas batas menggunakan mata uang masing-masing. Hal ini ini diyakini akan membawa dampak positif bagi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Tenggara.
Penjualan Eceran Diperkirakan Tetap Tumbuh, Masyarakat Masih Optimis Berbelanja?
Meningkatkan Efisiensi dan Skalabilitas Transaksi Lintas Batas
Pedoman operasional yang diselaraskan ini bertujuan untuk meningkatkan konsistensi dan efisiensi dalam memfasilitasi transaksi menggunakan mata uang lokal antara Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
“LCTF OG yang diselaraskan meningkatkan konsistensi, skalabilitas, dan efisiensi dalam memfasilitasi transaksi mata uang lokal di ketiga negara,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso.
Dengan pedoman ini, proses transaksi antar negara akan menjadi lebih sederhana dan transparan, serta lebih mudah diakses oleh lembaga keuangan dan pihak-pihak terkait lainnya.
Sebagai bagian dari kerangka kerja ini, ketiga negara sepakat untuk memperluas jenis transaksi yang dapat dilakukan dalam mata uang lokal.
Kini, tidak hanya perdagangan barang dan jasa serta investasi langsung yang dapat dilakukan menggunakan mata uang lokal, tetapi juga investasi portofolio. Ini membuka peluang bagi investor untuk mengurangi risiko nilai tukar sambil tetap menjaga keberlanjutan investasi lintas batas.
Bebas dari Dolar! Indonesia-China Sepakat Tetap Pakai Mata Uang Lokal untuk Transaksi
Peluang Lebih Besar Bagi Investor
Dengan diperluasnya ruang lingkup transaksi yang dapat dilakukan dalam mata uang lokal, investor kini memiliki lebih banyak kesempatan untuk bertransaksi tanpa harus terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar.
“Investor saat ini memiliki peluang yang lebih besar untuk melakukan transaksi dalam mata uang lokal sambil mengurangi risiko nilai tukar,” terang Ramdan.
Ini berarti, dengan meningkatnya transaksi dalam mata uang lokal, ketiga negara dapat mengurangi ketergantungan pada mata uang asing yang rentan terhadap perubahan nilai tukar.
Salah satu poin penting dari kesepakatan ini adalah penyambutan bank-bank komersial berkualifikasi untuk berpartisipasi dalam memperluas LCTF.
Bank-bank ini akan memiliki peran kunci dalam memfasilitasi transaksi mata uang lokal, memanfaatkan kekuatan operasional mereka serta jaringan lintas batas yang sudah terbangun.
Langkah ini diharapkan dapat mempercepat adopsi dan penerapan transaksi berbasis mata uang lokal, terutama di sektor bisnis dan perdagangan.
Cadangan Devisa Indonesia Meningkat, Pertanda Positif untuk Ekonomi Nasional?
Tren Peningkatan Transaksi Mata Uang Lokal
Semenjak penerapan LCTF, Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah melihat adanya tren peningkatan dalam transaksi mata uang lokal untuk perdagangan bilateral.
Penerapan kerangka kerja yang diselaraskan ini memberikan lebih banyak opsi bagi para pelaku bisnis untuk melakukan transaksi lintas batas dengan cara yang lebih efisien.
Ketiga negara juga terus berkomitmen untuk mempromosikan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dan investasi di kawasan Asia Tenggara.
“Kerangka kerja ini akan memberi opsi yang lebih baik bagi para pelaku bisnis untuk transaksi lintas-batas,” ujar Ramdan. Dengan terus berkembangnya penggunaan mata uang lokal, kawasan Asia Tenggara berpotensi untuk menjadi lebih terintegrasi secara ekonomi, dengan transaksi yang lebih lancar dan stabil.
Penggunaan mata uang lokal ini dapat mengurangi ketergantungan pada mata uang asing dan memperkuat stabilitas ekonomi domestik ketiga negara. Tak hanya itu, juga menjadi langkah penting dalam memperkuat posisi ekonomi Asia Tenggara di pasar global.
Indonesia Melangkah Pasti di Pasar Karbon Global, Apa yang Bisa Diharapkan?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News