Posted on Leave a comment

KUBET – Mantap! NTT Didapuk sebagai Provinsi Paling Toleran di Indonesia 2 Tahun Berturut-turut!

images info

Pluralisme selalu menjadi salah satu isu penting di Indonesia. Dihuni oleh berbagai masyarakat dengan latar belakang kebudayaan, agama, dan adat istiadat yang berbeda, rasanya Indonesia sudah sangat akrab dengan istilah toleransi.

Kementerian Agama (Kemenag) RI dalam hal ini membuat sebuah survei nasional yang mengukur tingkat kerukunan umat masyarakat dakam beragama di Indonesia. Hasil survei itu dinamakan Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB).

Terdapat tiga dimensi yang dinilai dalam IKUB, yakni toleransi, kesetaraan, dan kerja sama antarumat beragama. Menariknya, mengutip dari balitbangdiklat.kemenag.go.id yang dikelola Kemenag, tren IKUB di Indonesia menunjukkan perkembangan positif dari tahun ke tahun.

Tahun 2024, skor IKUB nasional tercatat sebesar 76,47. Naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan nilai 76,02.

Sementara itu, Nusa Tenggara Timur (NTT) didapuk sebagai provinsi paling toleran di Indonesia. Provinsi ini mendapatkan skor total 82,86, dan masuk dalam kategori “Sangat Tinggi”.

Luar biasanya lagi, ini bukan kali pertama NTT mendapatkan “pengakuan” sebagai provinsi dengan tingkat toleransi paling tinggi di Indonesia. Tahun 2023, NTT juga mendapatkan peringkat dan nilai tertinggi pada survei IKUB yang dilakukan oleh Kemenag RI.

NTT Jadi Provinsi dengan Penganut Kristen Terbanyak 2023

Provinsi yang Paling Toleran di Indonesia Berdasarkan Indeks Kerukunan Beragama

Data Kementerian Agama menyebut, NTT merupakan provinsi dengan mayoritas masyarakat beragama Kristen. Bahkan, per 2023, provinsi ini menjadi rumah bagi umat Kristen paling banyak di Indonesia dengan populasi lebih dari lima juta jiwa. Sekitar 59,7 persen di antaranya beragama Katolik.

Uniknya, NTT juga menjadi salah satu provinsi yang memiliki Kampung Kerukunan. Terletak di Kelurahan Oesapa, Kota Kupang, Kampung Kerukunan sudah diresmikan pada Oktober 2023 lalu.

Kampung ini menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di NTT. Bahkan, NTT tidak hanya memiliki satu Kampung Kerukunan saja. Terdapat beberapa kampung serupa di kelurahan yang berbeda-beda. Hal ini menjadi contoh nyata bagaimana semua umat beragama dapat hidup berdampingan dengan damai.

Lalu, di mana lagi provinsi yang dianggap paling toleran di Indonesia selain NTT? Berikut daftar provinsi paling toleran berdasarkan data yang diterbitkan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI (Balitbang Diklat Kemenag) 2024 beserta skor yang diperoleh:

  1. NTT – 84,25
  2. Riau – 84,23
  3. Kepulauan Riau – 82,21
  4. Bali – 81,77
  5. Sulawesi Utara – 81,33
  6. Papua – 80,88
  7. Sumatra Utara – 80,88
  8. Maluku – 80,54
  9. Kalimantan Barat – 79,52
  10. Sulawesi Selatan – 79,04

Semakin baiknya angka toleransi di Indonesia diharapkan dapat menjadi contoh untuk negara-negara lain dalam menciptakan kerukunan di tengah pluralitas beragama.

Terowongan Istiqlal-Katedral Diresmikan, Prabowo: Simbol Kerukunan Umat Beragama

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Etika Komunikasi di Era Digital: Pandangan Prof. F. Budi Hardiman, Guru Besar Filsafat UPH Jakarta

images info

Prof. Dr. Fransisco Budi Hardiman, S.S., M.A. merupakan Dosen Program Studi Liberal Arts dan mengajar mata kuliah Sejarah Pemikiran, Etika, dan Filsafat Ilmu Pengetahuan di Universitas Pelita Harapan Jakarta.

Melalui bukunya yang berjudul Aku Klik Maka Aku Ada: Manusia dalam Revolusi Digital, Budi Hardiman menganalisis bagaimana tindakan sederhana seperti “klik” atau “ketuk” telah mengubah kehadiran manusia, yang semula berinteraksi secara langsung, kini beralih menjadi komunikasi secara digital.

Budi Hardiman memperoleh gelar S2 dan S3 dari Hochschule fur Philosophie di Munich, Jerman. Pada Desember 2021, ia dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Filsafat. Dalam kajian dan penelitiannya, ia menemukan pola etika komunikasi digital dari ancaman kemudahan mengakses teknologi.

Guru Besar kebanggaan Universitas Pelita Harapan Jakarta ini memiliki kepakaran dalam beberapa bidang filsafat yang spesifik, terutama dalam konteks teknologi, masyarakat, dan pemikiran kritis.

Perbedaan Nilai Pendidikan Karakter yang Ditanamkan Orang Tua Banjar, Tionghoa, dan Madura: Ini Temuan Prof. Nuril Huda

Teknologi, seperti yang diketahui, adalah alat untuk mempermudah berbagai jenis aktivitas manusia. Oleh karena itu, kontribusi teknologi dalam kepraktisan, mengarahkan manusia menjadi serba cepat, instan, serta mengubah cara berkomunikasi.

Dalam kondisi yang demikian, teknologi telah banyak mempermudah penyebaran dan pertukaran informasi, dan hal ini merupakan situasi baru bagi hubungan sosial manusia.

“Media-media sosial seperti Twitter, Facebook, Whatsapp, Tik Tok, Instagram, telah mempermudah penyebaran dan pertukaran pesan yang dimungkinkan oleh teknologi digital itu sering bergerak jauh lebih cepat daripada kesadaran moral kita. Setiap klik yang kita lakukan mengubah sesuatu di dunia ini,” ungkap Budi Hardiman, sebagaimana dalam bukunya Aku Klik Maka Aku Ada.

Ke Mana Arah Larinya Riset-Riset di Indonesia?

Era Digital dan Tantangan Komunikasi: Apa yang Berubah?

Di era digital, komunikasi menjadi lebih cepat, luas, dan tak terbatas oleh ruang serta waktu. Namun, kemudahan ini menurutnya, membawa tantangan baru, seperti maraknya misinformasi, ujaran kebencian, dan hilangnya batasan dalam berinteraksi.

Anonimitas di dunia maya sering membuat orang merasa bebas berkata tanpa memikirkan dampaknya. Oleh karena itu, Prof. F. Budi Hardiman menyoroti bahwa kebebasan berekspresi di internet harus diimbangi dengan tanggung jawab etis.

“Tindakan sepele seperti klik, menjadi sesuatu yang kehilangan bobotnya,” jelasnya.

Kecepatan komunikasi melalui teknologi, mengubah interaksi yang semula direfleksikan terlebih dulu, kini lebih spontan.

Bukan Indonesia, Ternyata Warga Negara Ini yang Habiskan 60% Waktunya untuk Bermain Ponsel

Mengapa Kebebasan Berekspresi harus diimbangi dengan Tanggung Jawab?

Lewat penelitiannya, Prof. F. Budi Hardiman memperkenalkan konsep etika “klik”, yang menekankan pentingnya jeda reflektif sebelum melakukan tindakan digital seperti klik, ketuk, dan ketik.

Kesadaran akan etika komunikasi, ruang digital bisa berubah menjadi arena konflik yang merusak, alih-alih menjadi wadah diskusi yang sehat dan membangun.

“Kebebasan berekspresi di dunia digital bukanlah kebebasan tanpa batas. Di era media sosial, setiap klik, unggahan, dan komentar bukan sekadar aksi spontan, tetapi juga memiliki konsekuensi sosial. Menjadi viral secara digital kurang lebih sama seperti wabah,” ungkapnya.

Tanpa tanggung jawab, kebebasan ini dapat berujung pada penyebaran hoaks, ujaran kebencian, atau bahkan perundungan daring.

Sementara itu, kebebasan berbicara harus selalu diiringi dengan kesadaran etis agar komunikasi digital tetap bermartabat dan tidak menjadi alat yang merusak keharmonisan sosial.

Perhumas: Kemampuan Komunikasi Jadi Mesin Perubahan yang Positif dan Tak Akan Tergantikan AI!

Membangun Ruang Digital yang Lebih Beradab

Lebih komprehensif lagi, teori etika komunikasi digital pada akhir penelitian yang dilakukan, Prof. F. Budi Hardiman menegaskan bahwa ruang digital adalah cerminan dari bagaimana manusia berinteraksi di dunia nyata.

Untuk membangun ruang digital yang lebih beradab, setiap individu harus menyadari bahwa komunikasi daring bukan sekadar ekspresi diri, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sosial.

Dalam hal ini, Etika berbicara dalam ruang digital, memerlukan verifikasi informasi sebelum membagikan, serta menghormati perbedaan pendapat, menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat.

“Manusia tetap merupakan tuan atas alat-alat, maka tanpa kesadaran ini, alat-alat dapat memperalat kita. Sehingga kita kehilangan kesadaran etika. Yang menentukan hidup kita bukanlah mesin-mesin cerdas, melainkan tetap sikap dan respons kita atas merekalah yang membuat perbedaan,” tegasnya.

Oleh karena itu, untuk memahami bahwa kebebasan di dunia maya tetap membutuhkan batasan moral, kita bisa menjadikan internet sebagai ruang diskusi yang lebih inklusif, konstruktif, dan beradab.

Prof. Riri Fitri Sari, Inisiator UI GreenMetric Tiga Kali Dianugerahi Honorary Professor

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Ide Olahan Tofu, Bisa Buat Cake dan Tart

images info

Tahukah Kawan bahwa tofu bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan cake dan tart? Inovasi penggunaan rofu sebagai bahan baku cake dan tart diulas oleh Indra, dkk., (2024) dalam jurnal Humaniora.

Hasil dari eksperimen tersebut menunjukkan bahwa penggunaan tofu sebagai bahan baku cake dan tart memiliki beragam kelebihan.

Ide Manfaatkan Ampas Tahu: Jadi Abon, Lebih Awet!

Jumlah Konsumsi Kedelai Masyarakat Indonesia

Olahan kedelai telah menjadi bagian dari sajian meja makan masyarakat Indonesia. Data dari BPS, konsumsi kedelai mingguan – termasuk tahu dan tempe – masyarakat Indonesia pada 2024 sebanyak 285 gram per minggu. Tingkat konsumsi kedelai pada 2024 mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 268 gram.

Akan tetapi, tingkat konsumsi tahu di Indonesia terbilang masih cukup rendah. Pada tahun 2024, konsumsi tahu mingguan masyarakat Indonesia sebanyak 148 gram. Angka itu masih sangat rendah jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi telur yang mencapai 2 kilogram tiap minggunya.

Meski demikian, jumlah konsumsi tahu dapat ditingkatkan, salah satunya lewat upaya-upaya diversifikasi pangan. Dengan adanya ide-ide segar dalam hal pengolahan tahu, masyarakat akan mengeksplorasi berbagai opsi makanan berbahan dasar tahu.

Limbah Cair Tahu Mengganggu? Ini Cara Mudah Sulap Jadikan Pupuk Organik

Ragam Olahan Tahu

Saat ini, ide pengolahan tahu semakin beragam. Tahu dapat dijadikan sebagai lauk hingga camilan. Tahu diolah sehingga menjadi nugget tahu, keripik tahu, perkedel tahu, dan masih banyak lagi. Bahkan, ampas tahu pun dapat dimanfaatkan untuk menjadi abon tahu hingga brownies tahu.

Salah satu inovasi pengolahan tahu dari hasil eksperimen mahasiswa Manajemen Perhotelan Universitas Pelita Harapan adalah pembuatan tart dan cake berbahan dasar tahu. Benar, tahu dapat dijadikan sebagai tart dan cake, khususnya cheese cake.

Sebenarnya, tahu yang digunakan dalam bahan dasar hidangan penutup ini adalah tofu. Tofu dan tahu memiliki kesamaan, sama-sama dibuat dari kedelai. Akan tetapi, perbedaan terletak pada proses dan teknik pembuatan sehingga tekstur yang dihasilkan oleh tofu lebih lembut dibandingkan tahu.

Hasil eksperimen menunjukkan, kue tar yang dibuat dari bahan dasar tofu memiliki kelebihan dari segi rasa, tekstur, aroma, dan warna. Kue tar dari tofu memiliki rasa yang unik dan otentik. Meskipun tidak sama persis dengan kue tar berbahan telur, tart dari tofu justru menghasilkan variasi yang menarik serta aroma yang khas.

Hal ini juga berlaku bagi cake tofu. Rasa, tekstur, aroma, dan warna yang dihasilkan memiliki kemiripan dengan cheese cake. Akan tetapi, ada sedikit keunikan khas yang muncul dari tofu.

Mengenal Api Biru dari Limbah Tahu Sumedang, Cukupi Kebutuhan Gas 59 Rumah Warga

Pembuatan Kue Tar dari Tofu

Untuk membuat kue tar tofu, bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah biskuit, kopi, tofu, cokelat, margarin atau mentega.

Hal pertama yang dilakukan ialah membuat adonan kulit kue. Kawan dapat menghancurkan 20 buah biskuit dengan cara ditumbuk ataupun menggunakan food processor. Setelah hancur, masukkan tumbukan biskuit ke dalam wadah, lalu tuang mentega cair atau bisa juga menggunakan susu.

Setelah itu, letakkan campuran biskuit dengan mentega atau susu tersebut ke dalam loyang. Lalu, masukkan ke dalam lemari es.

Langkah selanjutnya adalah membuat isian kue tar. Pertama, Kawan perlu untuk melelehkan kepingan cokelat. Masukkan cokelat leleh ke dalam blender bersama tofu, kopi yang telah diseduh dengan air panas sebanyak 1/3 cangkir, garam, dan vanili. Lalu, haluskan bahan-bahan tersebut hingga benar-benar halus.

Setelah halus, tuang isian tar di atas adonan yang telah didinginkan. Kue tar tofu dapat dihidangkan saat dingin.

Mengenal Kue Sagon, Jajanan Tradisional Khas Indonesia yang Mulai Sulit Ditemukan

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Putri Mambang Linau dari Riau, Kisah Bidadari yang Turun dari Kahyangan

images info

Legenda Putri Mambang Linau adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Riau. Legenda ini berkisah tentang seorang bidadari yang turun ke bumi dari kahyangan.

Bagaimana kisah lengkap dari legenda tersebut? Simak cerita legenda Putri Mambang Linau dalam artikel berikut ini.

Legenda Putri Mambang Linau

Dikutip dari buku Dian K. yang berjudul 100 Cerita Rakyat Nusantara, dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah seorang pemuda yang bernama Bujang Enok. Dirinya sehari-hari selalu pergi mencari kayu ke dalam hutan.

Pada suatu hari, Bujang Enok masuk ke dalam hutan seperti biasa. Namun kali ini tiba-tiba dirinya menemui seekor ular berbisa yang muncul di depannya.

Untungnya Bujang Enok selalu dalam kondisi siap ketika masuk ke dalam hutan. Dirinya bisa dengan mudah membunuh ular berbisa tersebut sebelum menyerangnya.

Bujang Enok kemudian melanjutkan aktivitasnya untuk mencari kayu. Dalam perjalanan pulang, Bujang Enok melihat sekelompok perempuan yang sedang bercakap-cakap.

Kelompok perempuan ini membahas tentang tindakan Bujang Enok yang sebelumnya berhasil membunuh ular berbisa di dalam hutan. Pada saat itu Bujang Enok paham bahwa ular itu sudah meresahkan masyarakat selama ini.

Sesampainya di rumah, Bujang Enok langsung menuju dapur untuk memasak. Namun di luar dugaan ternyata sudah ada sederet makanan yang ditata di meja dapurnya,

Bujang Enok tidak mengetahui siapa yang menyajikan makanan tersebut. Bujang Enok kemudian memakan makanan yang sudah tersedia karena merasa lapar.

Keesokan harinya, Bujang Enok masih penasaran siapa yang memasak makanan di dapurnya. Bujang Enok kemudian pergi ke dapur untuk mengecek kembali situasi di rumahnya.

Ternyata di dapur sudah ada tujuh orang perempuan yang sedang mempersiapkan makanan. Tujuh perempuan ini merupakan kelompok yang sedang berbincang dan ditemui Bujang Enok sebelumnya.

Bujang Enok terkesima dengan kecantikan ketujuh perempuan tersebut, terutama yang menggunakan selendang jingga. Akan tetapi, Bujang Enok hanya bisa mengintip dari kejauhan.

Setelah selesai memasak, ketujuh perempuan ini kemudian pergi ke luar dan terbang ke angkasa. Ternyata mereka merupakan bidadari yang turun dari kahyangan.

Namun terdapat satu orang bidadari yang tidak bisa terbang, yakni yang memiliki selendang jingga. Dia tidak bisa menemukan selendang yang dimiliki sehingga tidak bisa terbang kembali ke kahyangan.

Bidadari ini tidak sadar bahwa selendang yang dia miliki sebenarnya tersangkut di pintu rumah Bujang Enok. Dia hanya bisa menangis tersedu-sedu karena ditinggal oleh teman-temannya.

Bujang Enok kemudian keluar rumah dan menghampiri bidadari itu. Dirinya kemudian berkenalan dan mengetahui nama bidadari tersebut, yakni Putri Mambang Linau.

Dirinya juga mengembalikan selendang yang sebelumnya tersangkut di pintu. Namun ketika mengembalikan selendang ini, Bujang Enok mengajak Putri Mambang Linau untuk tinggal dan menikah dengan dirinya.

Setelah berpikir sebentar, Putri Mambang Linau menyetujui permintaan Bujang Enok. Namun Putri Mambang Linau memberi syarat bahwa Bujang Enok tidak boleh memintanya untuk menari hingga akhir hayat.

Bujang Enok pun menyetujui persyaratan yang diberikan kepadanya. Akhirnya Putri Mambang Linau menikah dengan Bujang Enok dan tinggal bersamanya.

Tahun demi tahun pun berlalu. Keluarga Bujang Enok dan Putri Mambang Linau tumbuh dengan harmonis.

Bahkan mereka dikenal suka membantu masyarakat sekitar yang kesusahan. Tidak heran banyak masyarakat yang menyayangi keluarga Bujang Enok dan Putri Mambang Linau.

Kabar kebaikan Bujang Enok ternyata sampai ke telinga raja. Untuk membalas budi Bujang Enok, dirinya diangkat menjadi kepala desa di kampungnya.

Pada suatu hari, seluruh kepala desa diundang oleh raja ke istana. Tidak hanya itu, para istri dari kepala kampung juga turut diundang.

Bujang Enok dan Putri Mambang Linau pun berangkat ke istana. Di sana sang raja sudah mengadakan pesta untuk menyambut kedatangan para kepala desa.

Di tengah pesta, sang raja meminta para istri untuk menari di tengah istana. Para istri kepala desa juga diminta untuk menari bersama.

Bujang Enok merasa bimbang mendengarkan hal itu. Di satu sisi dia tidak ingin melawan titah dari raja.

Di sisi lain, dia sudah berjanji kepada Putri Mambang Linau untuk tidak memintanya menari. Bujang Enok pun menyampaikan kegusarannya ini kepada sang istri.

Mendengar hal itu, Putri Mambang Linau tidak ingin membuat suaminya khawatir. Dirinya kemudian bergabung dengan para istri lainnya dan menari di tengah istana.

Namun di tengah tarian, tubuh Putri Mambang Linau tiba-tiba terbang ke angkasa. Ternyata pantangan yang dia sampaikan selama ini bertujuan agar dirinya tidak kembali lagi ke kahyangan.

Bujang Enok hanya bisa menatap sedih kepergian istrinya ke kahyangan. Melihat hal ini, sang raja kemudian mengangkat Bujang Enok sebagai penghulu istana atas kesetiaannya kepada dirinya.

Akhirnya Bujang Enok mengabdikan diri kepada rakyat dan raja hingga akhir hayatnya sebagai penghulu istana.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Mengenal Oarfish, Ikan Laut Dalam yang Kemunculannya Kerap Dikaitkan dengan Bencana

images info

Oarfish (Regalecus glesne) adalah salah satu ikan laut dalam yang paling misterius dan menarik perhatian.

Ikan ini sering disebut sebagai “ikan kiamat” karena kemunculannya di permukaan laut kerap dikaitkan dengan mitos atau pertanda bencana alam, seperti gempa bumi atau tsunami.

Meskipun belum ada bukti ilmiah yang kuat, kepercayaan ini telah menjadi bagian dari cerita rakyat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Mengenal Ikan Oarfish

Oarfish adalah ikan bertulang terpanjang di dunia, dengan panjang tubuh yang bisa mencapai 11 meter atau lebih. Ikan ini termasuk dalam famili Regalecidae dan sering ditemukan di perairan tropis dan subtropis.

Oarfish memiliki tubuh pipih dan memanjang, serta sirip dorsal yang membentang sepanjang tubuhnya. Nama “oarfish” berasal dari bentuk siripnya yang menyerupai dayung (oar dalam bahasa Inggris).

Ciri Fisik Oarfish

Oarfish memiliki ciri fisik yang unik dan mudah dikenali. Tubuhnya ramping dan memanjang, dengan warna perak keemasan dan garis-garis merah atau oranye di sepanjang tubuh. Sirip dorsalnya berwarna merah muda dan membentang dari kepala hingga ekor.

Oarfish tidak memiliki sisik seperti ikan pada umumnya, melainkan lapisan kulit yang licin dan mengkilap. Selain itu, ikan ini memiliki mata besar dan mulut kecil yang tidak memiliki gigi tajam, karena mereka bukan predator aktif.

Habitat dan Makanan Oarfish

Oarfish hidup di perairan dalam, biasanya pada kedalaman 200 hingga 1.000 meter di bawah permukaan laut. Mereka jarang terlihat oleh manusia karena habitatnya yang jauh dari jangkauan aktivitas manusia.

Oarfish adalah hewan pemakan plankton, udang kecil, dan ikan-ikan kecil. Mereka menggunakan sirip panjangnya untuk berenang secara vertikal di dalam air, yang membantu mereka menangkap makanan dengan lebih efisien.

Baca juga Apa Itu Anglerfish? Ikan Menyeramkan yang Viral, Bikin Warga TikTok Nangis

Mengapa oarfish disebut ikan kiamat?

Kemunculan oarfish di permukaan laut sering dikaitkan dengan mitos atau pertanda bencana alam, seperti gempa bumi atau tsunami.

Kepercayaan ini berasal dari cerita rakyat Jepang, di mana oarfish dikenal sebagai “Ryugu no Tsukai” atau “Pesan dari Istana Dewa Laut.” Menurut legenda, oarfish muncul ke permukaan untuk memperingatkan manusia tentang bencana yang akan datang.

Meskipun demikian, para ilmuwan menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang kuat yang menghubungkan kemunculan oarfish dengan bencana alam.

Kemunculan mereka lebih mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti perubahan suhu air atau kondisi kesehatan ikan itu sendiri.

Kemunculan oarfish di Indonesia

Di Indonesia, kemunculan oarfish pernah dilaporkan di beberapa daerah, seperti di perairan Sulawesi dan Maluku.

Pada tahun 2020, seekor oarfish ditemukan terdampar di pantai di Sulawesi Tengah, yang kemudian memicu kekhawatiran masyarakat setempat.

Meskipun tidak ada bencana besar yang terjadi setelah kemunculannya, kejadian ini kembali mengingatkan kita akan mitos yang melekat pada ikan ini.

Baca juga Ikan Mungil Berukuran Kurang dari 1 Sentimeter Ini Hidup di Rawa-rawa Sumatra

Referensi:

  1. Roberts, T. R. (2012). Systematics, Biology, and Distribution of the Species of the Oceanic Oarfish Genus Regalecus (Teleostei, Lampridiformes, Regalecidae). Memoires du Museum National d’Histoire Naturelle.
  2. Smith, D. G. (2010). Regalecus glesne: Giant Oarfish. FishBase.
  3. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). (2019). Deep-Sea Fish: Oarfish. NOAA Fisheries.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Mendes Apresiasi Langkah APUDSI Perkuat Komitmen Membangun Pelaku Usaha Desa

images info

Pengembangan usaha di wilayah pedesaan bisa sangat signifikan terhadap penguatan perekonomian secara nasional. Namun, untuk mencapainya dibutuhkan komitmen tinggi agar potensinya bisa tergali dengan baik.

Hal itu mengemuka dalam acara Brisi Talk yang merupakan bagian rangkaian Guyub Nasional 1 dan Inagurasi Nasional Asosiasi Pelaku Usaha Desa Indonesia (APUDSI) 2025. Seluruh rangkauan kegiatan ini dimulai sejak 18 Februari dan akan berakhir pada 22 Februari 2025.

 

Apresiasi Wamendes terhadap Komitmen APUDSI

Wakil Menteri Desa dan Daerah Tertinggal, Ahmad Riza Patria mengapresiasi inisiatif dan dedikasi APUDSI untuk menghadirkan dan mengelola potensi, memasarkan produk-produk unggulan desa, serta mendukung pengelolaan sumber daya lokal untuk kesejahteraan masyarakat desa.

Ia berharap berharap dukungan ini dapat terus berlanjut, sehingga produk-produk desa, hasil bumi, kerajinan tangan, dan berbagai potensi lain dari desa dapat semakin dikenal, baik di pasar lokal maupun global.

“Kami juga berharap adanya sinergi dan kolaborasi yang kuat untuk memperkuat ekonomi desa agar lebih berdaya saing dan berkelanjutan,” kata dia saat memberikan sambutan.

 

Kolaborasi sebagai Kunci Pengembangan Ekonomi Desa

Di dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum APUDSI Maulidan Isbar menilai acara ini merupakan momen penting agar peran membangun ekonomi desa bisa berjalan maksimal. Kolaborasi menjadi bagian yang tidak boleh terlewatkan.

“Event Brisi Talk ini adalah inisiatif kolaborasi yang menjadi bentuk nyata dari semangat kebersamaan kita. Sebagai asosiasi, kami berkomitmen untuk menghadirkan transfer knowledge,” ucap dia.

Pelaku usaha tidak hanya membutuhkan kapitalisasi, tetapi juga intelektualitas. Tidak hanya kepekaan emosional, tetapi juga kepekaan rasional. Dan rasionalitas ini dapat dibangun dengan belajar serta mendengarkan dari para ahli.

Ia mengapresiasi kepada BRI yang berkomitmen selama lebih dari 10 tahun dalam menghadirkan pembiayaan dan pemberdayaan di setiap desa. Sebagai mitra strategis, APUDSI ingin berjalan bersama BRI dalam membangun negeri.

“Target kami di Apudsi adalah menambah 375.000 anggota per tahun. Dengan asumsi pertumbuhan 5 pelaku usaha per desa setiap tahun, maka dalam 5 tahun ke depan, Apudsi akan memiliki sekitar 1,5 juta anggota. Ini akan memperkuat tidak hanya sisi keanggotaan, tetapi juga jaringan bisnis yang lebih luas,” jelas Maulidan.

 

Komitmen BRI dalam Mendukung Pelaku Usaha Desa

Sementara itu, Sunarso selaku Direktur Utama BRI merasa terhormat karena perusahaan yang dipimpinnya dipercaya sebagai mitra utama perbankan bagi APUDSI. Optmismenya tinggi untuk merealisasikan misi membangun ekonomi pedesaan sekaligus mendukung para pelaku usaha di berbagai daerah.

Saat ini, BRI memiliki lebih dari 5.090 unit layanan di desa-desa di seluruh Indonesia serta hampir 1.000 Teras BRI di berbagai pasar yang melayani sektor ekonomi bawah. Meskipun BRI memiliki segmen pasar yang luas, fokus utama kami tetap pada sektor mikro dan ultramikro, yang mencakup lebih dari 80% dari total portofolio kami.

BRI bersama PNM (Permodalan Nasional Madani) dan Pegadaian telah membentuk holding ultramikro yang melayani lebih dari 35 juta nasabah peminjam di seluruh Indonesia, khususnya di sektor perdesaan.

“Melalui sinergi ini, kami berkomitmen untuk terus mendukung dan memberdayakan para pelaku usaha kecil agar semakin berkembang dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional,” ucap dia.

Sebagai bagian dari upaya pemberdayaan desa, BRI juga telah meluncurkan program ‘Desa BRILian’ yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis desa dengan memberikan pendampingan, pelatihan, dan akses keuangan bagi masyarakat desa.

“Kami berharap kolaborasi antara BRI dan APUDSI dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang nyata bagi ekonomi rakyat, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan,” jelas Sunarso.

 

Pembahasan Isu Ekonomi Desa oleh Para Pakar

Acara BRISITALK BRI X APUDSI menghadirkan berbagai pakar sebagai pembicara. Mereka membahas topik yang relevan dalam rangka pengembangan potensi ekonomi, termasuk wilayah pedesaan.

Maitra Widiantini selaku konsultan di bidang mobilisasi sumber daya mengatakan bahwa dunia usaha dapat berperan lebih dari sekadar mencari keuntungan, salah satu jawabannya adalah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam istilah lain Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Sayangnya, di Indonesia, kebijakan ini belum diwajibkan untuk seluruh perusahaan swasta. Hanya beberapa sektor yang diwajibkan untuk menjalankan TJSL, yaitu industri yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

 

Peran Digitalisasi dalam Pemberdayaan Pelaku Usaha Desa

Pembicara lain adalah Andika Deni Prasetya selaku CEO RAKAMIN. Menurut dia, Desa memiliki potensi yang luar biasa. Sumber daya alam yang melimpah, budaya yang kaya, serta semangat gotong royong masyarakat desa adalah aset yang bisa menjadi pilar utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Namun, untuk mencapai visi tersebut, kita harus memastikan bahwa pelaku usaha desa mendapatkan akses yang lebih luas terhadap teknologi, pasar, serta dukungan finansial dan kebijakan yang berpihak kepada mereka.

Saat ini, transformasi digital telah membuka peluang besar bagi pelaku usaha desa untuk berkembang dan bersaing di pasar global. Dengan adanya platform digital, akses ke pasar internasional bukan lagi sesuatu yang mustahil.

 

Optimisme dan Tantangan Masa Depan Ekonomi Desa

Wahyu Aji, CEO GNFI mengungkap bahwa pada Januari lalu, survei global menunjukkan Indonesia adalah negara dengan penduduk paling optimis di dunia. Dari 34 negara yang disurvei, kita berada di peringkat pertama, diikuti oleh Kolombia, Tiongkok, dan Filipina. Sementara itu, Jepang berada di posisi terakhir.

Hal ini bisa menjadi modal sekaligus alarm bagi kita. Modal, karena bangsa kita memiliki mental optimis yang kuat. Namun, di sisi lain, optimisme ini juga bisa menjadi jebakan. Jika kita terlalu yakin bahwa segalanya akan baik-baik saja, kita bisa menjadi lengah dan kehilangan dorongan untuk berinovasi.

David Herson, Komisaris WIKA Realty menyebut banyak orang berpikir bahwa impian hanya bisa diwujudkan di kota besar. Namun, ia dan mitranya di Matohan Inual Luhu membangun sebuah perusahaan bernama DH Group yang bergerak di bidang ekspor, termasuk biji kopi dari Sulawesi.

Ahmad Alimudin, CEO ALAN CREATIV mengisahkan dirinya pada tahun 2020 melihat peluang besar di bidang yang selama ini tidak pernah diperhitungkan, yakni perdagangan pasar tradisional.

“Pasar tradisional bukan hanya bagian dari sejarah ekonomi kita, tetapi juga pilar penting bagi masa depan perekonomian Indonesia,” pungkasnya.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Boyo-boyoan, Variasi Lain dari Permainan Tradisional Kejar-kejaran

images info

Tahukah Kawan dengan permainan tradisional yang dikenal dengan nama boyo-boyan? Apakah Kawan pernah memainkan permainan tradisional Indonesia yang satu ini sebelumnya?

Sekilas, boyo-boyoan memiliki kemiripan dengan permainan tradisional lain yang ada di Indonesia, yakni kejar-kejaran. Namun ada sedikit perbedaan yang bisa Kawan temukan dari kedua jenis permainan tradisional tersebut.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait permainan tradisional boyo-boyoan? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Sekilas tentang Permainan Tradisional Boyo-boyoan

Dilansir dari buku Aisyah Fad yang berjudul Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia, boyo-boyoan merupakan salah satu variasi dari permainan kejar-kejaran. Akan tetapi terdapat sedikit perbedaan antara kedua jenis permainan ini.

Dalam permainan kejar-kejaran, anak yang jadi akan mengejar pemain lainnya. Di sisi lain, setiap pemain mesti menghindar agar tidak bergantian berjaga menjadi pemain yang jadi.

Di sisi lain dalam permainan boyo-boyoan, terdapat sebuah tempat yang bisa menjadi zona aman bagi setiap pemain yang dikejar. Biasanya zona aman ini ditandai dengan menggunakan kertas koran atau karon dalam ukuran khusus.

Penamaan boyo-boyoan sendiri berasal dari penyebutan pemain yang bertugas sebagai penjaga dalam permainan tersebut. Pemain yang berjaga akan disebut sebagai “boyo” atau buaya.

Sementara itu, pemain lainnya diibaratkan sebagai mangsa dari buaya tersebut. Oleh sebab itu, pemain lain mesti menghindar dari pemain yang bertugas sebagai buaya agar tidak kalah dalam permainan tersebut.

Alat yang Perlu Disiapkan

Tidak banyak alat yang perlu Kawan persiapkan ketika ingin memainkan permainan ini. Kawan hanya perlu mempersiapkan kertas koran yang digunakan sebagai zona aman dalam permainan ini.

Selain koran, Kawan juga bisa menggunakan kertas karton sebagai penggantinya. Pastikan kertas karton tersebut memiliki ukuran yang sama dengan koran agar bisa maksimal untuk digunakan.

Hal berikutnya yang perlu Kawan persiapkan adalah tempat bermain. Pada dasarnya, boyo-boyan merupakan permainan yang melibatkan aktivitas fisik dari para pemainnya.

Oleh sebab itu Kawan mesti memilih tempat yang cukup luas agar bisa leluasa dalam memainkan permainan tersebut. Beberapa tempat yang cocok digunakan untuk permainan tradisional ini adalah lapangan, pekarangan rumah, dan sejenisnya.

Aturan dan Cara Bermain

Boyo-boyoan termasuk ke dalam salah satu contoh permainan yang dimainkan secara berkelompok. Setidaknya dibutuhkan minimal tiga orang anak untuk bisa memainkan permainan ini.

Namun permainan akan lebih seru lagi jika makin banyak juga pemain yang ikut bermain. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, terdapat dua posisi yang digunakan dalam permainan ini.

Posisi pertama adalah “boyo” atau pemain yang bertugas sebagai penjaga yang mengejar pemain lainnya. Sementara itu, posisi kedua adalah pemain yang bertindak sebagai mangsa dan mesti menghindari kejaran buaya.

Sebelum memulai permainan, setiap pemain bisa melakukan undian terlebih dahulu. Pemain yang kalah dalam undian kemudian akan bertindak sebagai “boyo”.

Setelah itu, semua pemain bisa meletakkan koran atau karton di posisi yang sudah ditentukan. Setelah semua persiapan selesai dilakukan, maka proses bermain boyo-boyoan langsung bisa dimulai.

Pemain yang bertindak sebagai “boyo” mesti bisa mengejar dan menyentuh pemain lainnya. Pemain lain yang tersentuh nantinya akan bergantian menjadi “boyo”.

Pemain yang bertindak sebagai mangsa bisa berdiri di atas koran untuk aman dari kejaran “boyo”. Setiap pemain yang ada di atas zona tersebut tidak bisa disentuh oleh pemain yang berjaga.

Namun pemain yang bisa berdiri di atas zona ini terbatas sesuai dengan ukuran koran atau karton. Selain itu, pemain mangsa hanya boleh berdiri di sana dalam waktu sebentar saja.

Tidak ada pihak yang menang atau kalah dalam permainan ini. Permainan boyo-boyoan akan berakhir ketika semua pemain sudah kelelahan dan bersepakat untuk mengakhirinya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Indonesia Dorong G20 untuk Jadi Forum Aksi: Harus Beri Dampak Nyata untuk Dunia!

images info

Di tengah kompleksitas geopolitik dunia saat ini, Indonesia mendorong seluruh negara anggota Group of 20 atau G20 untuk memberikan aksi nyata dalam menghadapi tantangan global yang semakin mengkhawatirkan.

Dunia sedang menghadapi beberapa permasalahan pelik, mulai dari perekonomian yang rapuh, meningkatnya bencana akibat perubahan iklim, hingga ketimpangan sosial yang semakin melebar. Untuk menghadapi hal-hal itu, perlu adanya langkah konkret dan terkoordinasi antaranggota.

Dalam pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Arrmanatha Nasir, meminta G20 untuk membuat solusi jangka panjang demi terciptanya kesejahteraan manusia di dunia.

Disebut bahwa dunia saat ini tengah membutuhkan kepemimpinan yang berani dan keputusan yang tegas. G20 wajib menjadi forum yang mampu memberikan aksi dan dampak nyata untuk dunia.

“Sekarang adalah waktunya untuk berani mengambil keputusan dan menunjukkan dampak nyata. Indonesia siap berupaya memastikan G20 tetap relevan dan menjadi penggerak perubahan global,” tegas Wamenlu dalam keterangan resmi.

Gotong Royong Indonesia Diteladani Negara G20

Terus Dorong G20 Jadi Forum Aksi

Tidak hanya itu, Wamenlu Tata, demikian ia dipanggil, menekankan bahwa tantangan dan isu global tidak mungkin diselesaikan dengan solusi jangka pendek. Oleh karena itu, perlu adanya peta jalan yang nyata untuk mewujudkan kesejahteraan dan perlindungan lingkungan sebagai prioritas.

“Tantangan global tidak bisa diselesaikan dengan solusi jangka pendek. Kita memerlukan peta jalan konkret yang menempatkan kesejahteraan manusia, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan bersama sebagai prioritas utama,” ungkap Tata.

Di sisi lain, perlu adanya upaya untuk memperkuat ketahanan terhadap krisis. Tata menyoroti perlu adanya sistem peringatan dini yang kuat, investasi terhadap infrastruktur yang tangguh, dan mekanisme pendanaan yang berkelanjutan bagi negara-negara yang rentan bencana.

“Tidak boleh ada negara yang terpaksa memilih antara membayar utang atau memastikan perlindungan bagi rakyatnya,” imbuhnya.

Indonesia memandang G20 sebagai forum yang dapat memberikan dampak dan aksi nyata, salah satunya dengan memastikan bahwa transisi energi dapat menciptakan peluang pertumbuhan yang inklusif.

Bahkan, dalam pertemuan G20 yang digelar di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat (21/2/2025) lalu itu, Indonesia mendorong terwujudnya aksi dalam memperkuat rantai pasok global, mempercepat inklusi digital, dan membangun ekonomi hijau yang berkeadilan.

“Kegagalan G20 untuk beradaptasi hanya akan menjadikan forum tanpa dampak nyata,” ujar Tata.

Pemilu RI Bisa Jadi Contoh Bagi 8 Negara G20, Apa Syaratnya?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Tanaman Penghasil Emas Tumbuh Subur di Indonesia, Guru Besar IPB University Ungkap Buktinya!

images info

Umumnya, emas diperoleh melalui proses penambangan yang melibatkan eksplorasi dan ekstraksi bijih logam dari dalam bumi.

Namun, ternyata ada cara lain untuk mendapatkan emas, yaitu melalui tanaman!

Prof. Hamim, Guru Besar Biologi Tumbuhan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki tanaman yang mampu menyerap logam berat, termasuk emas, dari tanah.

Tanaman ini dikenal sebagai tanaman hiperakumulator, yang memiliki kemampuan menyerap logam berat dalam jumlah besar.

Bagaimana tanaman bisa menyerap logam?

Dalam Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap IPB, Prof. Hamim menjelaskan bahwa tumbuhan memiliki mekanisme fisiologis yang memungkinkan mereka menyerap logam berat dari tanah.

Logam berat sendiri merupakan komponen yang sulit terdegradasi dan dapat bertahan di dalam tanah selama ratusan tahun.

Melalui proses fitoremediasi, tanaman ini tidak hanya membersihkan tanah dari pencemaran logam berat, tetapi juga dapat digunakan untuk menambang logam bernilai ekonomi tinggi seperti emas, nikel, perak, platina, dan talium. Kegiatan ini dikenal sebagai fitomining.

Apa saja tanaman yang bisa serap logam berat?

Beberapa jenis tanaman yang memiliki kemampuan menyerap logam berat termasuk kelompok bayam-bayaman (Amaranthus) dan tanaman lembang (Typha angustifolia).

Tanaman bayam-bayaman yang tumbuh di sekitar area tailing (limbah sisa penambangan) memiliki kemampuan akumulasi emas tertinggi. Namun, karena biomassa yang dihasilkan rendah, potensi fitomining-nya juga terbatas.

Sementara itu, tanaman lembang mampu mengakumulasi emas dalam jumlah yang cukup signifikan, yaitu sekitar 5-7 gram emas per hektar. Meskipun jumlah ini terlihat kecil, potensinya masih dapat dikembangkan lebih lanjut.

Baca juga Mengenal Rampai, Tanaman Mirip Tomat yang Jadi Bahan Populer untuk Sambal di Lampung

Tumbuh subur di Indonesia

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan daratan ultrabasa terbesar di dunia, memiliki wilayah yang kaya akan kandungan logam.

Daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua dikenal sebagai wilayah dengan tanah serpentin dan ultrabasa, yang cocok untuk pertumbuhan tanaman hiperakumulator.

Namun, Prof. Hamim menegaskan bahwa potensi ini belum tergarap secara optimal. Perlu adanya perhatian serius dari berbagai pihak untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan tanaman ini untuk fitoremediasi dan fitomining.

Terungkap secara ilmiah

Sebagai contoh, hasil eksplorasi di sekitar tailing dam tambang emas PT Antam UBPE Pongkor menunjukkan bahwa hampir semua jenis tumbuhan di sana mampu mengakumulasi emas, meskipun dalam kadar yang rendah.

Hal ini membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut dalam bidang fitomining. 

Selain itu, penggunaan dark septate endofit dan jamur mikoriza dalam eksperimen terbukti membantu tanaman beradaptasi dengan lingkungan yang tercemar logam berat. Jamur ini dapat meningkatkan efektivitas program fitoremediasi.

Prof. Hamim juga menyebutkan bahwa penggunaan amonium tiosianat (NH4SCN) sebagai ligan pelarut emas dapat meningkatkan serapan emas oleh tanaman dan meningkatkan biomassa tanaman.

Ini merupakan langkah promising untuk mengoptimalkan program fitomining di area tailing tambang emas.

Baca juga Tak Banyak yang Tahu, Biji Wijen Ternyata Dihasilkan dari Tanaman Ini

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Burung Tempua dan Burung Puyuh dari Riau, Kisah Dua Sahabat yang Saling Memahami

images info

Legenda burung tempua dan burung puyuh merupakan salah satu cerita fabel yang berasal dari daerah Riau. Cerita ini berkisah tentang sepasang burung yang saling bersahabat dan berusaha memahami antara satu sama lainnya.

Bagaimana cerita lengkap dari legenda burung tempua dan burung puyuh tersebut?

Legenda Burung Tempua dan Burung Puyuh

Dilihat dari buku Dian K. yang berjudul 100 Cerita Rakyat Nusantara, dikisahkan pada zaman dahulu burung tempua dan burung puyuh merupakan dua sahabat yang akrab satu sama lain. Mereka selalu hidup rukun dan pergi ke manapun bersama.

Namun pada suatu hari terjadi perdebatan kecil di antara kedua hewan ini. Burung puyuh dan burung tempua saling berdebat terkait sarang siapa yang paling baik di antara mereka.

Burung tempua berkata bahwa sarangnya merupakan yang paling baik. Sebab dia membuat sarang tersebut selama berminggu-minggu lamanya.

Sarang ini dia buat dengan menjalin rumput kering dan alang-alang. Setelah jadi, dia meletakkan sarang tersebut di pohon yang tinggi.

Burung puyuh tertawa mendengar penjelasan sahabatnya tersebut. Sebab dia merasa burung tempua mesti menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk membuat sarang.

Hal ini tentu berbeda dengan sarang yang dia miliki. Burung puyuh hanya perlu memilih pohon-pohon tumbang di hutan untuk dijadikan sarang.

Tidak hanya itu, dia bisa berpindah sarang kapan saja. Dengan demikian, burung puyuh bisa terbebas dari pemangsa yang mengincarnya.

Burung tempua masih merasa sarangnya lah yang lebih baik jika dibandingkan dengan burung puyuh. Akhirnya burung tempua memutuskan untuk mengajak sahabatnya itu tinggal di sarangnya.

Mendengar ajakan itu, burung puyuh pun menyetujuinya. Kedua sahabat ini akhirnya terbang menuju sarang burung tempua.

Di tengah perjalanan, burung puyuh merasa kelelahan. Sebab selama ini dia tidak perlu terbang tinggi untuk menuju sarangnya.

Meskipun demikian, burung puyuh tetap berhasil sampai di sarang burung tempua. Akhirnya kedua sahabat ini memutuskan untuk segera tidur karena hari sudah mulai gelap.

Tiba-tiba sebuah angin kencang berhembus dan membuat burung puyuh ketakutan. Namun burung tempua menenangkan sahabatnya tersebut dan berkata bahwa sarangnya akan kuat menerima hembusan angin.

Benar saja, sarang burung tempua tetap berdiri kokoh hingga hembusan angin selesai. Kedua sahabat ini kemudian melanjutkan kembali tidurnya.

Di tengah malam, burung puyuh tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Dia merasa kehausan dan membangunkan burung tempua untuk meminta air.

Namun burung tempua berkata tidak ada air di sarangnya. Ketika keluar sarang, burung puyuh justru hanya bisa melihat hutan yang gelap gulita dari ketinggian.

Burung puyuh akhirnya memutuskan untuk kembali tidur. Dirinya menahan rasa haus hingga pagi tiba.

Keesokan harinya, burung puyuh gantian mengajak sahabatnya untuk tinggal di sarangnya. Burung tempua juga menyetujui ajakan dari burung puyuh tersebut.

Ketika sore tiba, mereka mulai terbang rendah untuk mencari pohon yang tumbang. Burung puyuh akhirnya menemukan pohon yang tepat dan mengajak burung tempua untuk menginap di sana.

Burung tempua merasa aneh karena harus tidur di bawah pohon tumbang. Namun burung puyuh berkata bahwa dia akan nyaman setelah merasakannya.

Kedua sahabat ini kemudian menetap di sarang tersebut. Saat malam tiba, tiba-tiba hujan turun dengan deras.

Burung tempua merasa tidak nyaman dengan hal itu. Akan tetapi burung puyuh berkata bahwa hujan akan reda tidak lama lagi.

Akhirnya burung tempua tidak bisa nyaman untuk tidur hingga pagi tiba. Ternyata kedua sahabat ini tidak bisa nyaman jika tidak berada di sarang mereka masing-masing.

Mereka kemudian sadar bahwa sudah meributkan hal yang tidak perlu. Burung tempua dan burung puyuh akhirnya saling bermaaf-maafan dan tidak pernah membandingkan sarang mereka lagi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News