Posted on Leave a comment

KUBET – Singgah di Air Terjun Lau Lutih, Menikmati Ketenangan Alami di Tanah Deli Serdang

images info

Air Terjun Lau Lutih sering juga disebut sebagai Air Terjun Tanjung Raja. Lokasinya berada di ujung rute wisata alam di kawasan STM Hulu, setelah melewati beberapa destinasi menarik lainnya seperti Air Terjun Tarunggang, Danau Linting, dan Air Terjun Pelangi.

Salah satu daya tarik utama dari Air Terjun Lau Lutih adalah bentuknya yang unik.

Meskipun sebelumnya tidak banyak dikenal, kini Air Terjun Lau Lutih semakin populer berkat keunikan dan kemudahan aksesnya.

Tidak seperti kebanyakan air terjun yang memerlukan perjalanan jauh atau trekking menantang, air terjun ini berada tepat di samping jalan dan bisa dinikmati tanpa harus bersusah payah menembus hutan.

Berkunjung ke Air Terjun Sikulikap Berastagi: Lokasi dan Daya Tariknya

Sekilas Mengenai Air Terjun Lau Lutih

Berbeda dari air terjun pada umumnya yang jatuh dari ketinggian secara vertikal, aliran Air Terjun Lau Lutih ini melebar seperti tirai, menciptakan pemandangan yang begitu memikat.

Selain itu, kejernihan airnya yang menyegarkan menjadikannya tempat favorit bagi wisatawan yang ingin bermain air atau sekadar menikmati panorama alam.

Terkesima di Bawah Kemegahan Air Terjun Ponot Asahan, Air Terjun Tertinggi di Indonesia

Daya Tarik Air Terjun Lau Lutih

Inilah beberapa hal yang membuat Air Terjun Lau Lutih ini menjadi salah satu wisata yang bisa Kawan kunjungi di Deli Serdang:

Akses Mudah, Tanpa Perlu Trekking

Banyak air terjun di Sumatra Utara yang membutuhkan perjalanan panjang atau trekking melelahkan untuk mencapainya. Namun, Air Terjun Lau Lutih berbeda.

Berada tepat di samping jalan, wisatawan bisa langsung melihat keindahannya tanpa harus berjalan jauh. Hal ini menjadikannya destinasi yang cocok untuk semua kalangan, termasuk keluarga yang ingin berwisata santai.

Bentuknya Unik Seperti Tirai Air

Aliran air yang melebar dan mengalir deras di atas bebatuan menciptakan tampilan seperti tirai alami.

Bentuk ini jarang ditemukan pada air terjun lain di Sumatra Utara, sehingga menjadi spot foto yang menarik bagi para wisatawan.

5 Air Terjun di Sumatra Utara dengan Pemandangan Luar Biasa

Air yang Jernih dan Menyegarkan

Kejernihan air di Air Terjun Lau Lutih menjadi daya tarik tersendiri. Banyak wisatawan yang tak ragu untuk langsung menceburkan diri dan menikmati segarnya aliran air yang jatuh dari bebatuan.

Destinasi Favorit untuk Berfoto

Dengan lanskap yang unik dan alami, Air Terjun Lau Lutih menjadi tempat yang pas untuk berfoto. Apalagi, lokasinya yang mudah dijangkau membuat wisatawan bisa mengambil gambar dari berbagai sudut tanpa harus repot.

Tidak Ada Biaya Retribusi

Keunikan lainnya adalah tidak adanya biaya masuk untuk menikmati keindahan Air Terjun Lau Lutih. Penduduk sekitar hanya mengingatkan agar pengunjung tidak parkir sembarangan di halaman rumah warga dan selalu menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Sungai Bahbolon, Fenomena Air Dua Warna yang Memukau Wisatawan

Akses Menuju Air Terjun Lau Lutih

Air Terjun Lau Lutih berjarak sekitar 2,5 jam perjalanan dari Kota Medan. Jika Kawan GNFI ingin mengunjungi tempat ini, rutenya cukup mudah:

  • Dari Medan, berangkat menuju STM Hulu, Kabupaten Deli Serdang.
  • Sepanjang perjalanan, Kawan GNFI akan melewati Air Terjun Tarunggang, Danau Linting, dan Air Terjun Pelangi.
  • Setelah melewati Air Terjun Tarunggang, lanjutkan perjalanan sekitar 1 jam hingga menemukan jembatan Lau Lutih.
  • Air Terjun Lau Lutih berada tepat di samping jembatan tersebut, sehingga sangat mudah ditemukan.

Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan. Akses jalan menuju lokasi ini cukup sepi, terutama di sore dan malam hari. Oleh karena itu, disarankan untuk pulang sebelum matahari terbenam agar perjalanan lebih aman.

Bagi yang berencana berkunjung, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan dan tidak meninggalkan sampah agar keindahan Air Terjun Lau Lutih tetap terjaga.

Jadi, kapan Kawan GNFI akan menjelajahi keindahan air terjun ini?

Geopark Kaldera Toba: Simbol Ikonik Sumatera Utara yang Mendunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Dali ni Horbo, Kuliner Khas Sumatra Utara yang Konon Sudah Ada sejak Komunitas Batak Terbentuk

images info

Keju merupakan salah satu olahan makanan yang berasal dari fermentasi susu. Tahukah Kawan bahwa di daerah Sumatra Utara juga ada satu kuliner yang mirip dengan keju dan berasal dari fermentasi susu kerbau yang bernama dali ni horbo?

Dali ni horbo menjadi salah satu kuliner khas Batak yang bisa Kawan jumpai di daerah Sumatra Utara. Kuliner yang satu ini bisa Kawan jumpai hampir di setiap warung makan Batak yang ada di daerah tersebut.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait kuliner khas Batak yang satu ini? Simak ulasan lengkap terkait dali ni horbo dalam artikel berikut.

Mengenal Dali ni Horbo

Dali ni horbo merupakan kuliner khas yang berasal dari susu kerbau. Susu kerbau ini diolah secara tradisional dan diproses menjadi makanan tradisional yang satu ini.

Makanan yang juga dikenal dengan nama bagot ni horbo tersebut merupakan makanan khas masyarakat Batak Toba. Di Sumatra Utara, Kawan bisa menemukan makanan tradisional ini daerah Tapanuli.

Umumnya makanan tradisional ini dijual di onan atau pasar yang ada di daerah Tapanuli. dali ni horbo menjadi kuliner khas yang banyak dijual oleh para penjual yang berdagang di pasar tradisional.

Dilansir dari laman Mongabay, terdapat dua jenis kerbau yang diambil susunya untuk diolah menjadi makanan tradisional tersebut. Jenis kerbau pertama yang digunakan adalah kerbau sungai.

Sementara itu, jenis kedua adalah kerbau sawah. Proses pemerahan kerbau untuk makanan ini juga memiliki aturannya tertentu.

Susu yang diperah hanya pada satu dari empat puting yang ada di kerbau. Hal ini bertujuan agar tiga puting lainnya khusus digunakan untuk anak kerbau menyusui.

Selain itu, waktu pemerahan susu dilakukan pada saat pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. Hal ini dilakukan agar proses pemerahan susu tidak mengganggu anak kerbau menyusui.

Sudah Ada sejak Ratusan Tahun Silam

Tahukah Kawan bahwa ternyata dali ni horbo sudah eksis di tengah masyarakat Batak sejak ratusan tahun silam? Dikutip dari laman Indonesia.go.id, makanan tradisional ini bahkan diketahui sudah ada sejak komunitas Batak pertama kali terbentuk.

Keberadaan dali ni horbo sudah menjadi tradisi turun temurun bagi masyarakat Batak. Cara mengolah susu kerbau menjadi kuliner khas ini juga diturunkan secara turun temurun.

Dulunya makanan tradisional ini menjadi salah satu hidangan utama di warung makan yang ada di daerah tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, dali ni horbo sudah mulai jarang dijumpai.

Turunnya jumlah peternak kerbau turut memengaruhi keberlangsungan makanan tradisional tersebut. Hal inilah yang membuat mengapa dali ni horbo sudah mulai jarang dijumpai pada saat ini, tidak seperti beberapa periode waktu lalu.

Kaya akan Kandungan Gizi

Sama seperti olahan susu pada umumnya, dali ni horbo juga menjadi salah satu makanan yang kaya akan kandungan gizi. Hal ini membuat setiap penikmat kuliner tradisional tersebut bisa mendapatkan manfaat ketika mengonsumsinya.

Terdapat beberapa kandungan gizi yang ada dalam makanan tradisional khas Batak tersebut, seperti lemak, karbohidrat, hingga protein. Apalagi proses pembuatan dali ni horbo yang masih tradisional dan tidak menggunakan tambahan bahan kimia membuat kandungan gizi yang ada di dalam kuliner tersebut masih terjaga.

Dalam pembuatannya, air susu kerbau yang sudah diperah biasanya akan direbus selama lebih kurang sepuluh menit. Dalam proses ini air susu kerbau biasanya juga akan ditambahkan air nanas dan daun pepaya.

Nantinya air susu kerbau tersebut akan mengental seperti tahu. Setelah masak, dali ni horbo bisa langsung disajikan dan disantap.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Pernah Satu Wilayah, Ini Alasan Orang dari Kabupaten Tegal Lebih Ingin Dikenal sebagai Orang Slawi

images info

Masyarakat di Kabupaten Tegal lebih ingin dikenal sebagai orang Slawi. Padahal Slawi hanya sebuah kota kecamatan yang menjadi ibu kota Kabupaten Tegal.

Dimuat dari Detik, Slawi memang lebih identik dengan Kabupaten Tegal. Hal ini karena bila menyebut orang Tegal lebih mengarah ke Kota Tegal.

“Jadi kalau menyebut Tegal asumsinya Kota Tegal, kalau Slawi berarti Kabupaten Tegal,” ujar pegiat sejarah Wijanarto.

Sempat satu wilayah

Pada zaman Hindia Belanda, Tegal sebenarnya berada cuma satu wilayah yang disebut Regentschaap atau kabupaten. Pemimpin pemerintahan ini disebut regent (bupati).

Tetapi pada tahun 1906, dibentuk lagi sebuah pemerintahan kecil atau gemeente atau staad (kotapraja) yang dipimpin burgermeisteer (wali kota) berdasarkan Staatsblad Nomor 123 tertanggal 21 Februari 1906.

Dalam menjalankan pemerintahan, burgermesteer dibantu oleh Dewan Kota (gementeeraad) terdiri dari delapan orang eropa, dua orang timur jauh dan tiga orang pribumi. Karena itu ada dua pemerintahan yaitu bupati dan wali kota.

“Memang dulunya satu. Tahun 1906 dibentuk lagi pemerintahan kecil yang dipimpin burgermeister. Sehingga terdapat dua pemerintahan, satu yang dipimpin bupati dan satunya lagi wali kota,” jelasnya.

Pindah ke Slawi

Pada awalnya, Pemerintahan Kabupaten Tegal diatur dari Bangunan yang kini menjadi Pendopo Kota Tegal. Tetapi pada tahun 1984, muncul wacana untuk memindahkan pusat pemerintahan Kabupaten Tegal ke wilayah selatan.

Ketika itu, Slawi dipertimbangkan menjadi lokasi baru karena memiliki lokasi strategis dan infrastruktur lengkap. Apalagi Slawi dekat dengan beberapa markas tentara sehingga dianggap aman.

Akhirnya rencana pemindahan pusat pemerintahan itu terlaksana pada tahun 1985 dan selesai pada 1989. Slawi kemudian diresmikan menjadi ibu kota Kabupaten Tegal dan pusat pemerintahan pada 24 Januari 1989.

“Tahun ke 1984 wacana pindahan muncul. Kemudian dipilihlah Slawi sebagai pusat pemerintahan karena strategis. Selain itu, di Slawi juga ada markas tentara yakni Batalyon 407 dan Brigif Dewa Ratna,” beber Wijanarto.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Indonesia Ternyata Bukan Anggota Pengadilan Pidana Internasional, Apa Alasannya?

images info

Pengadilan Pidana Internasional atau International Criminal Court (ICC) adalah sebuah badan peradilan yang dibentuk untuk memberikan menyelidiki, dan jika diperlukan, mengadili individu yang didakwa melakukan kejahatan besar menurut hukum internasional, seperti genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, hingga kejahatan perang.

Didirikan pada 2002, Pengadilan Pidana Internasional ini bersifat independen alias tidak terikat dengan badan maupun lembaga mana pun. ICC saat ini berkantor pusat di Den Haag, Belanda.

Menukil dari laman resmi ICC, Pengadilan Pidana Internasional ini dibuat berdasarkan Statuta Roma yang diadopsi pada 17 Juli 1998 di Konferensi Roma. Statuta Roma adalah perjanjian internasional yang menetapkan kerangka kerja Pengadilan Pidana Internasional.

Kawan GNFI, Statuta Roma menetapkan yurisdiksi pengadilan atas kejahatan berat yang dilakukan oleh individu tertentu. Selain itu, Statuta ini juga membahas beberapa masalah, seperti penerimaan hukum yang berlaku, komposisi dan administrasi pengadilan, investigasi dan penuntutan, persidangan, hukuman, banding dan revisi, kerja sama internasional dan bantuan hukum, serta penegakan hukum.

Di sisi lain, ICC juga merupakan pengadilan pidana internasional pertama dan permanen di dunia. ICC berhak untuk melakukan investigasi dan menuntut setiap individu yang dituduh melakukan tindakan pelanggaran HAM yang serius.

Sebagai informasi, Pengadilan Pidana Internasional hanya mengadili individu, bukan negara. Beberapa contoh individu yang pernah diadili oleh Mahkamah Internasional ini adalah Charles Taylor, Laurent Gbagbo, Dominikus Ongwen, dan Bosco Ntaganda.

Saat ini, terdapat 125 negara yang meratifikasi Statuta Roma dan menjadi anggota Pengadilan Pidana Internasional. Rusia, Amerika Serikat, Mesir, Ukraina, Iran, dan sebagainya tercatat pernah menandatangani Statuta Roma, tetapi badan legislatif negara mereka tidak pernah meratifikasinya.

Sementara itu, Tiongkok, India, Indonesia, Filipina, Malaysia, India, hingga Arab Saudi tidak pernah menandatangani Statuta Roma. Artinya, Indonesia dan negara-negara tersebut tidak menjadi anggota Pengadilan Pidana Internasional.

Lalu, apa alasan Indonesia belum meratifikasi Statuta Roma? Mahkamah Konstitusi (MK) RI menyebut, alasan Indonesia belum meratifikasinya adalah karena “ketidakrelaan” apabila seseorang yang disebut pahlawan negara, justru dianggap sebagai penjahat di negara lain.

Terdapat kekhawatiran bahwa ratifikasi dapat membuka potensi konflik hukum mengenai yurisdiksi dan tanggung jawab negara terhadap pelanggaran HAM yang terjadi di luar batas teritorial Indonesia, apalagi jika pelaku bukan merupakan warga Indonesia.

Belajar dari Yap Thiam Hien, Singa Pengadilan yang Mengaum Membela Kemanusiaan

Indonesia Belum Meratifikasi Statuta Roma

Meskipun Indonesia belum meratifikasi Statuta Roma, Indonesia pernah berpartisipasi dalam Konferensi Roma yang mengadopsi Statuta ICC. Kemudian, pada Konferensi Peninjauan Statuta Roma tahun 2010 di Kampala, Uganda, Indonesia kembali hadir. Namun, saat itu statusnya sebagai pengamat.

Dalam sebuah publikasi di Parliamentarian for Global Action yang berjudul Indonesia and the Rome Statute, dijelaskan bahwa Indonesia memiliki Undang-Undang (UU) No.26 Tahun 2000. UU ini mengatur tentang landasan hukum dalam menyelesaikan pelanggaran HAM yang berat.

Dalam sebuah artikel jurnal yang bertajuk Undang-Undang Nasional yang Memadai: Menilai Ketidakperluan Ratifikasi Statuta Roma, dijelaskan jika terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi hal tersebut, baik dari segi hukum, politik, maupun sosial.

Ratifikasi Statuta Roma disebut dapat mengancam keamanan nasional, termasuk menjadi alat bagi pihak-pihak tertentu untuk melakukan kriminalisasi pada pejabat militer yang berpotensi mengganggu stabilitas negara.

Kawan GNFI, jika sebuah negara sudah meratifikasi Statuta Roma, artinya negara itu harus tunduk patuh dalam ketentuan Statuta Roma, yang kemudian dilakukan penerapan ke dalam hukum nasional suatu negara. Ini bertujuan agar negara dapat bekerja sama penuh dengan ICC.

Di sisi lain, dijelaskan jika terdapat kekhawatiran apabila meratifikasi Statuta itu, sebagian yurisdiksi negara akan jatuh pada ICC. Terdapat keraguan pada netralitas Pengadilan Pidana Internasional dalam mengadili kasus yang menjerat negara berkembang.

Indonesia sendiri sangat menghormati Pengadilan Pidana Internasional. Meskipun belum meratifikasi Statuta Roma, Indonesia tetap dapat memainkan peran diplomasinya kepada negara-negara sahabat yang sudah menjadi anggota ICC.

Tingkat Kepercayaan Masyarakat pada Pengadilan Lebih Tinggi daripada KPK dan Polisi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Siapa Itu Dony Oskaria yang Ditunjuk Jadi COO Danantara? Ini Kiprah dan Rekam Jejaknya!

images info

Presiden Prabowo Subianto resmi menunjuk Dony Oskaria sebagai Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Keputusan ini diumumkan bersamaan dengan peresmian Danantara pada Senin (24/2/2025) di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Dony akan bekerja di bawah kepemimpinan Rosan Roeslani, yang didapuk sebagai Chief Executive Officer (CEO), serta Pandu Sjahrir yang menjabat sebagai Chief Investment Officer (CIO).

Danantara sendiri dibentuk sebagai badan pengelola investasi strategis milik negara, dengan model yang disebut-sebut meniru Temasek Holdings milik Singapura.

Lalu, siapa Dony Oskaria? Bagaimana rekam jejaknya hingga dipercaya mengelola salah satu lembaga investasi terbesar di Indonesia?

Mengenal Rosan Roeslani, CEO Danantara yang Juga Menjabat sebagai Menteri Investasi

Kiprah Dony Oskaria di BUMN dan Swasta

Dony Oskaria bukan nama baru di dunia bisnis dan BUMN. Sebelum ditunjuk sebagai COO Danantara, ia menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN sejak Oktober 2024 di bawah kabinet Prabowo.

Kariernya di BUMN semakin menguat ketika ia dipercaya menjadi Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney), holding BUMN di sektor aviasi dan pariwisata, sejak 2021 hingga 2024.

Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia (2020-2021) dan Komisaris Garuda Indonesia (2014-2019).

Namun, sebelum masuk ke jajaran pemerintahan, Dony lebih dikenal sebagai eksekutif di CT Corp, konglomerasi bisnis milik Chairul Tanjung. \

Di sana, ia sempat menjabat sebagai CEO Trans Studio, Trans Hotel, dan Trans Mall (2014-2020) serta Managing Director Bank Mega (2012-2014).

Di bidang pendidikan, pria kelahiran Tanjung Alam, Tanah Datar, Sumatera Barat, pada 26 September 1969 ini merupakan lulusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran dan meraih gelar MBA dari The Asian Institute of Management, Filipina, pada 2009.

Danantara, Pilar Baru Investasi Nasional untuk Ekonomi Indonesia yang Lebih Kuat

Tantangan Dony Oskaria di Danantara

Sebagai COO, Dony akan bertanggung jawab atas pengelolaan operasional Danantara, yang mengelola aset BUMN senilai 900 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14.670 triliun (kurs Rp 16.300 per dolar AS).

Pemerintah berharap Danantara bisa menjadi motor penggerak investasi negara dengan pendekatan yang lebih profesional dan transparan. Presiden Prabowo sendiri menekankan pentingnya strategi investasi jangka panjang untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional.

Namun, tak sedikit pihak yang masih mempertanyakan efektivitas badan ini. DPD RI bahkan telah mengingatkan agar Danantara berkolaborasi erat dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) guna memastikan pengelolaan investasi yang sesuai dengan tata kelola yang baik.

Tencent Cloud Investasi Rp8 Triliun di Indonesia, Pusat Data Ketiga Siap Percepat Transformasi Digital!

Harta Kekayaan Dony Oskaria

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2023, total kekayaan Dony Oskaria tercatat sebesar Rp 29,88 miliar.

  • Tanah dan bangunan senilai Rp 19,81 miliar, tersebar di Jakarta Selatan dan Padang.
  • Kendaraan pribadi senilai Rp 2,77 miliar, termasuk Toyota Alphard dan Mini Cooper.
  • Surat berharga senilai Rp 17,62 miliar.
  • Kas dan setara kas Rp 5,62 miliar.
  • Total utang Rp 16,79 miliar.
Menteri Desa Optimis Ketua APUDSI Maulidan Isbar Dapat Hadirkan Peradaban Berkelanjutan di Desa

Apa Itu Danantara?

Danantara adalah badan pengelola investasi negara yang bertujuan untuk mengoptimalkan aset BUMN dan menarik investasi baru. Nama “Daya Anagata Nusantara” dipilih oleh Presiden Prabowo dengan makna:

  • Daya: Energi atau kekuatan.
  • Anagata: Masa depan.
  • Nusantara: Indonesia.

Melalui Danantara, pemerintah ingin menciptakan ekosistem investasi yang lebih efisien, menarik investor global, dan memastikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Dony Oskaria adalah sosok yang memiliki pengalaman luas di sektor bisnis dan BUMN. Dengan latar belakangnya yang kuat, ia diharapkan mampu membawa Danantara menjadi lembaga investasi yang kredibel dan berdampak bagi perekonomian Indonesia.

Namun, tantangan besar menanti. Mampukah Danantara benar-benar menjadi “Temasek-nya Indonesia”? Kita tunggu kiprah Dony Oskaria dan timnya dalam mengelola investasi negara.

Prabowo Bentuk Badan Pengelola Investasi Danantara, Apa Fungsi dan Tugasnya?

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Anggota Dewan HAM PBB, Indonesia Siap Jadi “Oksigen Kemanusiaan” Dunia

images info

Semenjak terpilih menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia terus menyatakan komitmennya untuk terus menjunjung tinggi keadilan di seluruh dunia.

Masuknya Indonesia dalam tubuh Dewan HAM PBB menjadi salah satu bentuk kepercayaan internasional yang diberikan kepada Indonesia untuk membantu memenuhi, memajukan, dan memberikan perlindungan yang baik terkait HAM di kancah global.

Kawan GNFI, ini bukanlah kali pertama Indonesia terpilih sebagai salah satu anggota Dewan HAM PBB. Sebelumnya, Indonesia tercatat sudah lima kali terpilih menjadi anggota Dewan HAM, yakni periode 2006-2007, periode 2007-2010, lalu pada 2011-2014, 2015-2017, dan 2020 hingga 2022.

Pada keanggotaan di tahun 2024-2026, Indonesia menjabat bersama dengan beberapa negara lainnya, seperti Albania, Brasil, Bulgaria, Burgundi, Pantai Gading, Kuba, Republik Dominika, Prancis, Ghana, Jepang, Kuwait, Malawi, Tiongkok, dan Belanda.

Indonesia juga menjadi wakil presiden dewan pada tahun pertama keanggotaannya. Di sisi lain, bersama dengan Tiongkok, Jepang, dan Kuwait, Indonesia akan mewakili “suara” dari kawasan Asia Pasifik.

Dalam mendukung terciptanya pemajuan dan perlindungan HAM, Indonesia bertekad untuk tetap teguh menjalankan amanat konstitusinya yang sesuai dalam UUD 1945, yakni menciptakan tatanan dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Indonesia sendiri juga berperan aktif dalam membantu penyelesaian konflik yang tengah terjadi di berbagai wilayah, seperti Ukraina, Palestina, Sudan, hingga Myanmar. Indonesia juga meminta Dewan HAM PBB untuk memastikan jalannya perlindungan HAM dengan baik.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, turut mengingatkan bahwa HAM merupakan “oksigen kemanusiaan”. Sayangnya, dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja, di mana banyak terjadi konflik dan ketidakadilan yang dialami oleh banyak negara.

Oleh karena itu, Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus berperan aktif dan mampu menjadi secercah harapan sebagai “oksigen kemanusiaan”, di tengah situasi geopolitik dunia yang tidak stabil.

Raih Suara Terbanyak, RI Kembali Jadi Anggota Dewan HAM PBB

HAM sebagai “Jantung” Kebijakan Nasional

Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, menegaskan bahwa seluruh negara wajib meletakkan HAM sebagai ‘jantung” dari seluruh kebijakan nasionalnya. Memajukan dan memastikan setiap warga negara terpernuhi dan terlindungi haknya merupakan kewajiban setiap negara.

“Setiap negara harus menempatkan HAM sebagai jantung kebijakan nasionalnya”, tegas Sugiono dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri.

Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa program yang menjadi program prioritas pemerintah. Program-program unggulan, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan perumahan rakyat, dan layanan pemeriksaan gratis merupakan contoh upaya nyata pemenuhan HAM di Indonesia.

“Indonesia menggarisbawahi pentingnya hak atas pembangunan, memastikan negara mengelola sumber daya alamnya untuk kesejahteraan rakyatnya”, imbuhnya.

Kawan GNFI, Indonesia bersama ASEAN diharapkan dapat berperan lebih banyak untuk membantu penyelesaian isu-isu di dunia, utamanya kawasan. ASEAN diminta untuk dapat membantu upaya untuk menyelesaikan isu Myanmar yang belum menemukan titik terang.

Menlu Retno Suarakan Isu Palestina di Sidang Dewan HAM PBB ke-55

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Legenda Asal Usul Pohon Aren dari Bengkulu, Awalnya Tumbuh dari Makam Seorang Gadis

images info

Tahukah Kawan bahwa terdapat sebuah legenda dari daerah Bengkulu yang menceritakan tentang asal usul pohon aren? Menurut legendanya, pohon aren ini pertama kali tumbuh di atas makam seorang gadis.

Bagaimana kisah dari legenda asal usul pohon aren tersebut? Simak ulasan lengkapnya terkait cerita legenda asal usul pohon aren dalam artikel berikut ini.

Legenda Asal Usul Pohon Aren

Dilansir dari Dian K. yang berjudul 100 Cerita Rakyat Nusantara, dikisahkan pada zaman dahulu di Bengkulu hiduplah tujuh orang bersaudara yatim piatu. Tujuh bersaudara ini terdiri dari enam orang laki-laki dan satu perempuan.

Anak perempuan yang ada di tujuh bersaudara ini merupakan yang paling bungsu di antara lainnya. Nama adik perempuan dari keenam anak laki-laki tersebut bernama Putri Sedoro Putih.

Keenam saudaranya sangat menyayangi Putri Sedoro Putih. Begitu pun sebaliknya, Putri Sedoro Putih juga sangat menyayangi kakak-kakaknya.

Pada suatu malam, Putri Sedoro Putih bermimpi di dalam tidurnya. Dalam mimpinya tersebut, Putri Sedoro Putih bertemu dengan seorang kakek.

Kakek tersebut berkata bahwa Putri Sedoro Putih sebenarnya merupakan nenek dari keenam anak laki-laki tersebut. Tidak lama lagi Putri Sedoro Putih disebutkan akan meninggal dunia.

Nantinya dari atas makamnya akan tumbuh sebuah pohon yang belum pernah ada sebelumnya. Pohon tersebut akan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

Putri Sedoro Putih langsung terbangun dari mimpi tersebut. Dia langsung merasa takut dan khawatir dengan mimpi yang dialaminya.

Dirinya kemudian menceritakan mimpi tersebut kepada kakak-kakanya. Keenam kakaknya kemudian menenangkan Putri Sedoro Putih dan berkata apa yang dia dapatkan hanya di dalam mimpi saja.

Waktu kembali berlalu begitu saja. Tanda disadari sudah satu tahun waktu berjalan sejak Putri Sedoro Putih mengalami mimpi tersebut.

Pada suatu hari, salah seorang kakak laki-laki Putri Sedoro Putih memanggil dirinya ke dalam kamar. Namun alangkah terkejutnya kakak laki-lakinya tersebut karena menemukan tubuh Putri Sedoro Putih yang sudah kaku di atas tempat tidur.

Keenam kakak laki-laki tersebut merasakan sedih yang sangat mendalam. Sebab adik perempuan mereka satu-satunya sudah meninggal dunia.

Meskipun demikian, mereka tetap berusaha untuk tegar. Akhirnya mereka mengurus pemakaman adiknya tersebut hingga selesai.

Beberapa bulan kemudian, tumbuh sebuah pohon di atas makam Putri Sedoro Putih. Pohon tersebut persis seperti yang muncul di dalam mimpinya dulu.

Keenam kakak laki-laki Putri Sedoro Putih kemudian merawat pohon tersebut dengan baik. Akhirnya pohon tersebut mulai berbunga dan berbuah.

Pada suatu hari, kakak laki-laki Putri Sedoro Putih melihat seekor tupai yang mengambil buah di pohon tersebut. Dari tangkai buahnya keluar sebuah cairan kuning yang dijilat oleh tupai itu.

Kakak laki-laki Putri Sedoro Putih merasa penasaran dengan hal itu. Dirinya kemudian mengambil buah pohon itu dan menjilatinya.

Ternyata air buah tersebut memiliki rasa yang manis. Dirinya kemudian menceritakan hal itu kepada saudaranya yang lain.

Mereka kemudian bersepakat untuk menampung air pohon tersebut dan menyimpannya. Setelah beberapa lama, air pohon itu ternyata berubah menjadi masam.

Akhirnya mereka memasak air tersebut hingga mengental dan mendiamkannya. Hal inilah yang kemudian menjadi cikal bakal dari adanya gula aren.

Pohon yang tumbuh di atas makam Putri Sedoro Putih kemudian diyakini sebagai asal usul batang aren. Persis seperti mimpinya, pohon tersebut bisa memberikan banyak manfaat bagi manusia hingga saat ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Ucing Nyetrum, Permainan Tradisional dari Sunda yang Mengasah Kemampuan Fisik Anak

images info

Indonesia dikenal memiliki berbagai macam permainan tradisional yang bisa dimainkan oleh anak-anak. Salah satu permainan tradisional yang bisa Kawan jumpai Indonesia adalah ucing nyetrum.

Apakah Kawan pernah mengenal nama permainan ini sebelumnya? Pernahkan Kawan memainkan permainan tradisional ucing nyetrum tersebut bersama teman sebaya?

Sekilas permainan ucing nyetrum memiliki kemiripan dengan kejar-kejaran. Namun terdapat sedikit perbedaan antara kedua jenis permainan ini dalam proses bermainnya.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait permainan tradisional yang satu ini? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut.

Mengenal Permainan Tradisional Ucing Nyetrum

Ucing nyetrum merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Tanah Sunda. Kawan bisa menjumpai permainan tradisional ini di beberapa daerah yang ada di Jawa Barat.

Pada dasarnya, ucing nyetrum merupakan variasi lain dari permainan kejar-kejaran. Terdapat sedikit perbedaan yang bisa Kawan jumpai dari kedua permainan tradisional tersebut.

Dalam permainan kejar-kejaran, pemain yang ucing biasanya hanya berjumlah satu orang. Pemain ini nantinya mesti mengejar pemain lainnya agar bisa menggantikannya di posisi ucing

Hal ini berbeda dengan apa yang ada dalam permainan ucing nyetrum. Dalam permainan tradisional ini, pemain yang ucing bisa lebih dari satu orang.

Ketika ada pemain yang tersentuh oleh pihak yang ucing, maka dirinya akan otomatis ikut menjadi pihak yang berjaga. Hal ini pula yang menjadi asal usul penamaan permainan tersebut, di mana kata “nyetrum” dikonotasikan dengan proses penambahan pemain yang ucing dalam proses bermainnya.

Persiapan Permainan

Tidak banyak persiapan yang perlu Kawan lakukan ketika ingin memainkan permainan tradisional ini. Setidaknya hanya ada dua hal yang perlu Kawan persiapkan ketika ingin memainkan ucing nyetrum.

Pertama, Kawan perlu mempersiapkan siapa saja pemain yang akan ikut bermain dalam permainan ini. Sebab ucing nyetrum merupakan salah satu permainan tradisional yang dimainkan secara berkelompok.

Dibutuhkan minimal tiga orang anak agar permainan ini bisa dimainkan. Namun jumlah pemain yang bermain juga bisa lebih dari itu.

Persiapan kedua yang perlu Kawan perhatikan adalah tempat bermain. Dibutuhkan tempat yang cukup luas agar permainan ucing nyetrum bisa dimainkan dengan maksimal.

Misalnya Kawan bisa memainkan permainan ini di halaman rumah. Selain itu, Kawan juga bisa memainkan permainan tersebut di lapangan terbuka yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal.

Cara Bermain

Ketika persiapan sudah selesai dilakukan, maka proses bermain bisa langsung dimulai. Dilansir dari buku Aisyah Fad yang berjudul Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia, terdapat beberapa tahapan yang bisa dilakukan ketika memulai permainan ucing nyetrum.

Tahapan pertama adalah proses undian yang dilakukan semua pemain. Undian ini akan menentukan pemain mana yang akan menjadi ucing terlebih dahulu.

Setelah itu, semua pemain bisa berpencar di tempat bermain yang sudah ditentukan. Kemudian pemain yang ucing bisa mengejar pemain lainnya.

Jika pemain yang menjadi ucing berhasil menepuk pemain lainnya, maka dirinya juga akan menjadi ucing juga. Nantinya semua pemain yang menjadi ucing akan mengejar pemain yang belum tersentuh lainnya.

Nantinya proses bermain akan berakhir ketika tidak ada lagi pemain yang tersisa. Proses bermain bisa dimulai lagi dari awal seperti tahapan sebelumnya.

Manfaat Permainan Ucing Nyetrum

Sama seperti permainan tradisional lain yang ada di Indonesia, ucing nyetrum juga bermanfaat bagi setiap pemainnya. Contohnya permainan tradisional ini akan bagus untuk mengasah kemampuan fisik dari setiap anak.

Selain itu, permainan ucing nyetrum juga bisa mengasah kemampuan berpikir pemainnya. Pemain yang menjadi ucing bisa mengatur strategi bersama agar dapat mengakhiri permainan secepat yang mereka bisa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Mantap! NTT Didapuk sebagai Provinsi Paling Toleran di Indonesia 2 Tahun Berturut-turut!

images info

Pluralisme selalu menjadi salah satu isu penting di Indonesia. Dihuni oleh berbagai masyarakat dengan latar belakang kebudayaan, agama, dan adat istiadat yang berbeda, rasanya Indonesia sudah sangat akrab dengan istilah toleransi.

Kementerian Agama (Kemenag) RI dalam hal ini membuat sebuah survei nasional yang mengukur tingkat kerukunan umat masyarakat dakam beragama di Indonesia. Hasil survei itu dinamakan Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB).

Terdapat tiga dimensi yang dinilai dalam IKUB, yakni toleransi, kesetaraan, dan kerja sama antarumat beragama. Menariknya, mengutip dari balitbangdiklat.kemenag.go.id yang dikelola Kemenag, tren IKUB di Indonesia menunjukkan perkembangan positif dari tahun ke tahun.

Tahun 2024, skor IKUB nasional tercatat sebesar 76,47. Naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan nilai 76,02.

Sementara itu, Nusa Tenggara Timur (NTT) didapuk sebagai provinsi paling toleran di Indonesia. Provinsi ini mendapatkan skor total 82,86, dan masuk dalam kategori “Sangat Tinggi”.

Luar biasanya lagi, ini bukan kali pertama NTT mendapatkan “pengakuan” sebagai provinsi dengan tingkat toleransi paling tinggi di Indonesia. Tahun 2023, NTT juga mendapatkan peringkat dan nilai tertinggi pada survei IKUB yang dilakukan oleh Kemenag RI.

NTT Jadi Provinsi dengan Penganut Kristen Terbanyak 2023

Provinsi yang Paling Toleran di Indonesia Berdasarkan Indeks Kerukunan Beragama

Data Kementerian Agama menyebut, NTT merupakan provinsi dengan mayoritas masyarakat beragama Kristen. Bahkan, per 2023, provinsi ini menjadi rumah bagi umat Kristen paling banyak di Indonesia dengan populasi lebih dari lima juta jiwa. Sekitar 59,7 persen di antaranya beragama Katolik.

Uniknya, NTT juga menjadi salah satu provinsi yang memiliki Kampung Kerukunan. Terletak di Kelurahan Oesapa, Kota Kupang, Kampung Kerukunan sudah diresmikan pada Oktober 2023 lalu.

Kampung ini menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di NTT. Bahkan, NTT tidak hanya memiliki satu Kampung Kerukunan saja. Terdapat beberapa kampung serupa di kelurahan yang berbeda-beda. Hal ini menjadi contoh nyata bagaimana semua umat beragama dapat hidup berdampingan dengan damai.

Lalu, di mana lagi provinsi yang dianggap paling toleran di Indonesia selain NTT? Berikut daftar provinsi paling toleran berdasarkan data yang diterbitkan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI (Balitbang Diklat Kemenag) 2024 beserta skor yang diperoleh:

  1. NTT – 84,25
  2. Riau – 84,23
  3. Kepulauan Riau – 82,21
  4. Bali – 81,77
  5. Sulawesi Utara – 81,33
  6. Papua – 80,88
  7. Sumatra Utara – 80,88
  8. Maluku – 80,54
  9. Kalimantan Barat – 79,52
  10. Sulawesi Selatan – 79,04

Semakin baiknya angka toleransi di Indonesia diharapkan dapat menjadi contoh untuk negara-negara lain dalam menciptakan kerukunan di tengah pluralitas beragama.

Terowongan Istiqlal-Katedral Diresmikan, Prabowo: Simbol Kerukunan Umat Beragama

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Posted on Leave a comment

KUBET – Etika Komunikasi di Era Digital: Pandangan Prof. F. Budi Hardiman, Guru Besar Filsafat UPH Jakarta

images info

Prof. Dr. Fransisco Budi Hardiman, S.S., M.A. merupakan Dosen Program Studi Liberal Arts dan mengajar mata kuliah Sejarah Pemikiran, Etika, dan Filsafat Ilmu Pengetahuan di Universitas Pelita Harapan Jakarta.

Melalui bukunya yang berjudul Aku Klik Maka Aku Ada: Manusia dalam Revolusi Digital, Budi Hardiman menganalisis bagaimana tindakan sederhana seperti “klik” atau “ketuk” telah mengubah kehadiran manusia, yang semula berinteraksi secara langsung, kini beralih menjadi komunikasi secara digital.

Budi Hardiman memperoleh gelar S2 dan S3 dari Hochschule fur Philosophie di Munich, Jerman. Pada Desember 2021, ia dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Filsafat. Dalam kajian dan penelitiannya, ia menemukan pola etika komunikasi digital dari ancaman kemudahan mengakses teknologi.

Guru Besar kebanggaan Universitas Pelita Harapan Jakarta ini memiliki kepakaran dalam beberapa bidang filsafat yang spesifik, terutama dalam konteks teknologi, masyarakat, dan pemikiran kritis.

Perbedaan Nilai Pendidikan Karakter yang Ditanamkan Orang Tua Banjar, Tionghoa, dan Madura: Ini Temuan Prof. Nuril Huda

Teknologi, seperti yang diketahui, adalah alat untuk mempermudah berbagai jenis aktivitas manusia. Oleh karena itu, kontribusi teknologi dalam kepraktisan, mengarahkan manusia menjadi serba cepat, instan, serta mengubah cara berkomunikasi.

Dalam kondisi yang demikian, teknologi telah banyak mempermudah penyebaran dan pertukaran informasi, dan hal ini merupakan situasi baru bagi hubungan sosial manusia.

“Media-media sosial seperti Twitter, Facebook, Whatsapp, Tik Tok, Instagram, telah mempermudah penyebaran dan pertukaran pesan yang dimungkinkan oleh teknologi digital itu sering bergerak jauh lebih cepat daripada kesadaran moral kita. Setiap klik yang kita lakukan mengubah sesuatu di dunia ini,” ungkap Budi Hardiman, sebagaimana dalam bukunya Aku Klik Maka Aku Ada.

Ke Mana Arah Larinya Riset-Riset di Indonesia?

Era Digital dan Tantangan Komunikasi: Apa yang Berubah?

Di era digital, komunikasi menjadi lebih cepat, luas, dan tak terbatas oleh ruang serta waktu. Namun, kemudahan ini menurutnya, membawa tantangan baru, seperti maraknya misinformasi, ujaran kebencian, dan hilangnya batasan dalam berinteraksi.

Anonimitas di dunia maya sering membuat orang merasa bebas berkata tanpa memikirkan dampaknya. Oleh karena itu, Prof. F. Budi Hardiman menyoroti bahwa kebebasan berekspresi di internet harus diimbangi dengan tanggung jawab etis.

“Tindakan sepele seperti klik, menjadi sesuatu yang kehilangan bobotnya,” jelasnya.

Kecepatan komunikasi melalui teknologi, mengubah interaksi yang semula direfleksikan terlebih dulu, kini lebih spontan.

Bukan Indonesia, Ternyata Warga Negara Ini yang Habiskan 60% Waktunya untuk Bermain Ponsel

Mengapa Kebebasan Berekspresi harus diimbangi dengan Tanggung Jawab?

Lewat penelitiannya, Prof. F. Budi Hardiman memperkenalkan konsep etika “klik”, yang menekankan pentingnya jeda reflektif sebelum melakukan tindakan digital seperti klik, ketuk, dan ketik.

Kesadaran akan etika komunikasi, ruang digital bisa berubah menjadi arena konflik yang merusak, alih-alih menjadi wadah diskusi yang sehat dan membangun.

“Kebebasan berekspresi di dunia digital bukanlah kebebasan tanpa batas. Di era media sosial, setiap klik, unggahan, dan komentar bukan sekadar aksi spontan, tetapi juga memiliki konsekuensi sosial. Menjadi viral secara digital kurang lebih sama seperti wabah,” ungkapnya.

Tanpa tanggung jawab, kebebasan ini dapat berujung pada penyebaran hoaks, ujaran kebencian, atau bahkan perundungan daring.

Sementara itu, kebebasan berbicara harus selalu diiringi dengan kesadaran etis agar komunikasi digital tetap bermartabat dan tidak menjadi alat yang merusak keharmonisan sosial.

Perhumas: Kemampuan Komunikasi Jadi Mesin Perubahan yang Positif dan Tak Akan Tergantikan AI!

Membangun Ruang Digital yang Lebih Beradab

Lebih komprehensif lagi, teori etika komunikasi digital pada akhir penelitian yang dilakukan, Prof. F. Budi Hardiman menegaskan bahwa ruang digital adalah cerminan dari bagaimana manusia berinteraksi di dunia nyata.

Untuk membangun ruang digital yang lebih beradab, setiap individu harus menyadari bahwa komunikasi daring bukan sekadar ekspresi diri, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sosial.

Dalam hal ini, Etika berbicara dalam ruang digital, memerlukan verifikasi informasi sebelum membagikan, serta menghormati perbedaan pendapat, menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat.

“Manusia tetap merupakan tuan atas alat-alat, maka tanpa kesadaran ini, alat-alat dapat memperalat kita. Sehingga kita kehilangan kesadaran etika. Yang menentukan hidup kita bukanlah mesin-mesin cerdas, melainkan tetap sikap dan respons kita atas merekalah yang membuat perbedaan,” tegasnya.

Oleh karena itu, untuk memahami bahwa kebebasan di dunia maya tetap membutuhkan batasan moral, kita bisa menjadikan internet sebagai ruang diskusi yang lebih inklusif, konstruktif, dan beradab.

Prof. Riri Fitri Sari, Inisiator UI GreenMetric Tiga Kali Dianugerahi Honorary Professor

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News