
Apakah Kawan pernah mengetahui salah satu permainan tradisional yang berasal dari daerah Yogyakarta, yakni bas-basan sepur? Apakah Kawan pernah mencoba memainkan permainan tradisional yang satu ini sebelumnya?
Bas-basan sepur merupakan salah satu permainan tradisional yang bersifat kompetitif. Sebab terdapat dua orang pemain yang akan saling adu strategi untuk memenangkan permainan.
Oleh sebab itu, permainan bas-basan sepur juga cocok untuk mengasah kemampuan berpikir setiap pemainnya. Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut dari permainan tradisional yang satu ini?
Mengenal Permainan Tradisional Bas-basan Sepur
Dilansir dari buku Permainan Anak-Anak Daerah Istimewa Yogyakarta, penamaan nama permainan ini berasal dari dua kata yang berbeda, yakni “bas-basan” dan “sepur”. Kata “bas-basan” merujuk kepada kata “tebas” yang digunakan dalam proses jual beli padi di sawah.
Ketika petani selesai memanen padi di sawah, biasanya mereka akan menggunakan istilah “ditebaske” untuk menjual hasil panen mereka. Kata “ditebaske” ini memiliki arti sebagai dijual seluruhnya.
Namun jika pembeli hendak membeli padi yang masih belum dipanen oleh petani, maka kata “ditebaske” bisa merujuk kepada proses memanen yang dilakukan petani. Proses inilah yang diyakini menjadi asal usul penamaan nama permainan tradisional tersebut.
Dalam permainan bas-basan sepur, para pemain juga akan seakan-akan “menebas” pihak lawan. Namun dalam permainan ini objek yang ditebas merupakan orang-orangan yang dimiliki oleh lawannya.
Sementara itu, kata “sepur” merujuk kepada cara mengambil orang-orangan lawan yang mesti melalui lingkaran di luar kotak persegi dalam permainan. Cara ini dianggap persis seperti melintasi rel kereta api terlebih dahulu sebelum mencaplok bidak lawan.
Persiapan Permainan
Bas-basan sepur merupakan permainan yang dimainkan oleh dua orang yang saling berhadap-hadapan. Jika diibaratkan, permainan ini mirip seperti catur yang juga dimainkan oleh dua orang yang saling berhadapan.
Sebelum memulai permainan, Kawan mesti membuat arena permainan terlebih dahulu. Adapun bentuk arena permainan bas-basan sepur bisa dilihat pada gambar berikut ini.
Arena tersebut bisa dibuat di kertas karton berukuran 60 cm x 60 cm. Selain itu, Kawan juga bisa menggambar arena ini di lantai dengan menggunakan kapur dan sejenisnya.
Alat kedua yang perlu dipersiapkan adalah orang-orangan dari setiap pemainnya. Terdapat 14 bidak yang mesti dipersiapkan oleh setiap pemain.
Bidak yang digunakan ini bisa dari biji sawo, batu, sobekan kertas, dan lainnya. Namun Kawan mesti membedakan bentuk bidak dari setiap pemain.
Misalnya pemain A bisa menggunakan bidak orang-orangan yang berbentuk segitiga. Sementara itu, pemain B bisa menggunakan bidak yang berbentuk persegi.
Aturan dan Cara Bermain
Aturan permainan bas-basan sepur sebenarnya cukup sederhana. Pada awalnya, pemain bisa menyusun bidak mereka masing-masing selayaknya permainan catur.
Kemudian pemain bisa menggerakkan bidak mereka secara bergantian. Bidak ini bisa bergerak satu langkah ke mana saja, baik ke depan, kiri, kanan, dan belakang.
Namun jika Kawan ingin memakan bidak lawan, maka perlu memposisikan orang-orangan di jalur lingkaran terlebih dahulu. Sebab proses menebas atau mencaplok bidak lawan hanya bisa dilakukan jika orang-orangan berada di jalur yang tepat.
Penjelasan terkait cara menebas bidak lawan pada permainan bas-basan sepur bisa Kawan lihat pada gambar berikut ini.
Nantinya setiap pemain bisa saling bersaing untuk mencaplok bidak lawan. Pemain yang memiliki sisa bidak di arena permainan nantinya akan dinyatakan sebagai pemenang dalam bas-basan sepur tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News