
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan terus didorong oleh dua program ambisius yang diusung pemerintah, yakni Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Program 3 Juta Rumah.
Menurut Bambang Brodjonegoro, Penasehat Khusus Bidang Ekonomi Presiden, kedua program ini akan menjadi pendorong utama bagi ekonomi daerah dan memacu pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.
Dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Fikom Unpad di Hotel Luwansa, Jakarta, Bambang mengungkapkan keyakinannya bahwa kedua program tersebut memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi, terutama melalui peningkatan sektor-sektor bisnis yang terkait.
Optimisme di Balik Industri Manufaktur: Penopang Ketahanan Ekonomi yang Terus Bertumbuh
Mengapa MBG dan Program 3 Juta Rumah Menjadi Kunci?
Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa sejarah mencatat Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, yakni 8% pada tahun 1996, terutama berkat relokasi pabrik-pabrik Jepang ke Indonesia, termasuk industri otomotif dan turunannya.
Namun, krisis moneter 1998 memaksa Indonesia kembali ke titik nol dan menghapuskan banyak kemajuan yang telah dicapai.
“Jadi sejarahnya kita pernah mencapai pertumbuhan 8%, itu nyata,” ujar Bambang dalam acara yang bertema Indonesia Outlook 2025.
Untuk kembali ke jalur pertumbuhan yang tinggi, Bambang menilai Indonesia perlu mengandalkan kebijakan-kebijakan yang dapat mempercepat pembangunan ekonomi secara merata, terutama di daerah-daerah. Program MBG dan 3 Juta Rumah menjadi program unggulan yang bisa menjawab tantangan tersebut.
Inflasi Indonesia Diprediksi Menurun, Apakah Daya Beli Makin Stabil?
MBG: Meningkatkan Kesejahteraan dan Ekonomi Daerah
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bertujuan untuk memastikan akses masyarakat terhadap makanan bergizi, khususnya di daerah-daerah yang membutuhkan.
Bambang menambahkan bahwa meskipun program ini masih dalam tahap perbaikan, ia optimis bahwa dalam waktu dekat akan terlihat pola bisnis yang dapat dijalankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Saya optimistis kedua program ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” ungkap Bambang.
Pemerataan peran bisnis, terutama dalam sektor distribusi pangan dan kesehatan, akan menjadi pilar utama keberhasilan MBG. Program ini diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memacu kegiatan ekonomi di berbagai sektor terkait.
Di Tengah Ketidakpastian Pasar, Ekonomi Indonesia Tetap Bertumbuh
3 Juta Rumah: Solusi untuk Kebutuhan Perumahan dan Ekonomi Daerah
Program 3 Juta Rumah, yang bertujuan untuk membangun jutaan unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, juga dipandang sebagai langkah strategis untuk memperkuat perekonomian Indonesia.
Selain menyediakan tempat tinggal yang layak, program ini diharapkan mampu merangsang sektor-sektor terkait, seperti konstruksi, logistik, dan industri bahan bangunan.
Bambang menilai bahwa dengan pengembangan sektor perumahan, Indonesia dapat meningkatkan pendapatan nasional sekaligus mengurangi ketimpangan ekonomi antar wilayah.
Sejalan dengan itu, sektor kesehatan dan logistik juga menjadi bagian dari potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
NTT Bakal Jadi Lumbung Pangan Nasional dalam 3 Tahun
Sektor Kesehatan dan Logistik: Peluang Baru Pasca-Covid
Bambang Brodjonegoro juga menyoroti sektor kesehatan dan logistik sebagai peluang pertumbuhan ekonomi baru.
Pasca-pandemi COVID-19, banyak perusahaan besar mulai melihat sektor kesehatan sebagai area investasi yang menjanjikan. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan menjadi bagian penting dalam infrastruktur yang sedang berkembang, seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
“Ini karena mereka melihat bahwa kesehatan pasca-covid menjadi sangat penting,” imbuh Bambang.
Sektor logistik juga diprediksi akan berkembang pesat seiring dengan meningkatnya permintaan akan distribusi barang, terutama terkait program 3 Juta Rumah dan kebutuhan pangan melalui MBG.
Mengenal Teknologi CCU yang Digunakan Pemerintah untuk Tekan Emisi Industri
Potensi Industri Ekstraktif
Selain sektor-sektor tersebut, Bambang menambahkan bahwa sektor ekstraktif, khususnya tambang emas, juga menjadi potensi pertumbuhan ekonomi. Sejumlah perusahaan sudah mulai mencari lokasi tambang emas untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam Indonesia.
Dengan semua sektor ini berkembang secara bersamaan, Bambang yakin Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada tahun 2025.
Hendri Satrio, Ketua Umum IKA Fikom Unpad, menggarisbawahi pentingnya komunikasi publik yang efektif untuk menjelaskan kebijakan ekonomi kepada masyarakat.
Menurutnya, banyak orang di Indonesia yang belum memahami istilah-istilah ekonomi yang rumit. Oleh karena itu, komunikasi yang lebih sederhana dan mudah dipahami sangat diperlukan untuk memastikan kebijakan pemerintah diterima dengan baik.
Dekan Fikom Unpad, Dadang Rahmat Hidayat, menambahkan bahwa angka-angka pertumbuhan ekonomi, seperti angka 5%, harus diterjemahkan ke dalam pesan yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat agar kebijakan pemerintah lebih efektif.
Kinerja Industri Pengolahan Terus Bertumbuh, Industri Furnitur Jadi yang Tertinggi
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News