
Legenda Banta Berensyah merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Aceh. Legenda ini berkisah tentang seorang pemuda yang berhasil memenangkan sebuah sayembara untuk menikahi putri raja.
Bagaimana cerita lengkap dari legenda Banta Berensyah tersebut?
Legenda Banta Berensyah
Dilansir dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah seorang pemuda yang bernama Banta Berensyah. Dia hidup bersama sang ibu di sebuah desa terpencil yang ada di Aceh.
Banta Berensyah hanya hidup berdua bersama ibunya di daerah itu. Sehari-hari dia berusaha melakukan apa saja untuk memenuhi kehidupan mereka yang miskin dan serba berkekurangan.
Meskipun berada di taraf kemiskinan, Banta Berensyah masih memiliki kemampuan yang jarang dimiliki oleh orang lain. Kemampuan yang dimiliki oleh Banta Berensyah ini adalah mampu bermain suling dengan baik.
Sehari-hari Banta Berensyah selalu memainkan suling yang dia miliki. Aktivitas ini membuat kemampuan sulingnya makin mumpuni setiap harinya.
Pada suatu hari, Banta Berensyah mendengar kabar bahwa sang raja tengah mengadakan sayembara. Sayembara ini bertujuan untuk mencari pasangan bagi anak perempuan raja yang bernama Putri Terus Mata.
Sang putri disebutkan akan rela menerima lamaran dari pemuda yang mampu memenangkan sayembara tersebut. Sayembara ini sendiri berisi tantangan di mana setiap pemuda mesti mencari pakaian yang terbuat dari emas dan suasa.
Mendengarkan kabar ini, Banta Berensyah memutuskan untuk mencoba peruntungannya. Berbekal sehelai daun talas dan suling yang dia miliki, Banta Berensyah kemudian menumpang kapal pamannya yang bernama Jakub untuk mencari pakaian yang terbuat dari emas dan suasa tersebut.
Kapal yang ditumpangi Banta Berensyah ternyata terombang-ambing di laut. Setelah beberapa hari menghadapi cuaca buruk, akhirnya kapal yang ditumpangi Banta Berensyah terdampar di sebuah pulau.
Banta Berensyah kemudian memutuskan untuk berkeliling di pulau tersebut. Ternyata pulau ini dihuni oleh masyarakat yang berprofesi sebagai penenun.
Setelah berjalan sekian lama, Banta Berensyah ternyata melihat kain yang terbuat dari emas dan suasa di sebuah rumah. Dirinya kemudian meminta izin kepada tuan rumah untuk memiliki kain tersebut.
Sebagai gantinya, Banta Berensyah akan menampilkan kemampuan bermain sulingnya kepada sang tuan rumah. Akhirnya tuan rumah menyetujui tawaran Banta Berensyah ini dan memberikan kain emas dan suasa tersebut kepada dirinya.
Namun hal ini ternyata diketahui oleh sang paman. Jakub yang juga mengetahui sayembara yang diadakan oleh sang raja kemudian merampas kain tersebut dari Banta Berensyah.
Jakub kemudian membawa kain tersebut ke istana kerajaan. Banta Berensyah yang tidak bisa berbuat banyak hanya dapat mencari cara agar bisa mencapai istana kerajaan terlebih dahulu.
Sesampainya di istana kerajaan, Banta Berensyah ternyata sudah terlambat. Jakub sudah dinyatakan sebagai pemenang dan akan menikahi Putri Terus Mata.
Banta Berensyah kemudian menyanggah hasil sayembara tersebut. Dirinya berkata bahwa kain yang dibawa Jakub merupakan miliknya.
Namun Banta Berensyah tidak bisa membuktikan bahwa kain tersebut benar-benar miliknya. Di tengah kebingungan yang dia rasakan, tiba-tiba seekor elang terbang rendah ke arah dirinya.
Elang tersebut secara ajaib berkata bahwa kain tersebut merupakan milik Banta Berensyah. Ucapan ini disampaikan berulang-ulang oleh elang tersebut sebelum terbang menghilang.
Sang raja kemudian menyadari bahwa kain emas dan suasa ini benar-benar milik Banta Berensyah. Akhirnya sang raja membatalkan hasil sayembara dan menyatakan Banta Berensyah sebagai pemenangnya.
Banta Berensyah akhirnya menikah dan menjadi suami dari Putri Terus Mata. Sejak saat itu, dia hidup bahagia bersama keluarga barunya hingga akhir hayat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News