Posted on Leave a comment

KUBET – Kemunculan Film Anak Indonesia pada 1950-an, Angkat Sudut Pandang Lain dari Situasi Zaman

images info

Film anak merupakan salah satu genre hiburan yang cukup jarang dijumpai dengan tema-tema lainnya. Hal ini bisa Kawan lihat dari perbandingan film yang memang dikhususkan untuk penonton anak-anak dengan genre lainnya yang bisa ditemui di berbagai media pada saat sekarang.

Kabar baik muncul ketika salah satu trailer dari film animasi produksi dalam negeri, Jumbo muncul beberapa waktu lalu. Hadirnya film yang diproduksi dalam waktu lama ini tentu memberikan harapan baru bagi anak-anak untuk dapat menikmati sarana hiburan yang memang disesuaikan dengan usia mereka.

Meskipun memiliki berbagai macam tantangan dalam prosesnya, keberadaan film anak di Indonesia sebenarnya sudah berlangsung dalam kurun waktu lama. Bahkan sutradara Indonesia diketahui sudah memproduksi film dengan genre ini sejak puluhan tahun silam.

Lantas bagaimana keberadaan film anak Indonesia pada awal kemunculannya? Tema cerita apa saja yang dibahas pada film anak pada periode awal tersebut? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Kemunculan Film Anak Indonesia

Dikutip dari skripsi Yuliawati yang berjudul “Film Anak-Anak di Indonesia, 1950-an-1980-an”, periode 1950-an menjadi momen penting bagi dunia film Indonesia, khususnya untuk film anak. Sebab pada periode ini film anak pertama kali muncul dan diproduksi langsung oleh orang Indonesia.

Si Pintjang menjadi film anak pertama yang diproduksi langsung oleh orang Indonesia pada waktu itu. Film yang disutradarai oleh Kotot Sukardi ini pertama kali rilis pada 1951.

Sebenarnya tidak diketahui secara pasti mengapa film anak Indonesia bisa pertama kali muncul pada waktu itu. Hal senada juga disampaikan oleh Yuliawati ketika dihubungi oleh tim GNFI via WhatsApp pada Jumat, 14 Februari 2025.

Dalam penjelasannya, alumnus Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada tersebut menyebutkan bahwa berdasarkan riset yang dilakukan, dia tidak menemukan alasan pasti mengapa Kotot Sukardi bisa merilis film anak pada waktu itu. Namun Yulia menduga bahwa rilisnya Si Pintjang bisa dipengaruhi oleh latar belakang Kotot Sukardi sebagai sutradara.

“Kemungkinan kemunculan film anak pada waktu itu lebih ke keinginan artistik pribadi dari sutradara (Kotot Sukardi),” ucap Yulia.

“Sebelum membuat film, Kotot Sukardi sering membuat cerita, termasuk cerita anak. Mungkin setelah membuat cerita anak, Kotot Sukardi merasa sudah waktunya untuk menerjemahkan anak-anak ke dalam medium film Indonesia,” tambahnya.

Latar belakang Kotot Sukardi yang erat dengan dunia anak-anak juga bisa melatar belakangi mengapa dirinya bisa merilis film dengan genre tersebut. Sebab sebelum menjadi seorang sutradara, Kotot Sukardi pernah menjadi guru serta pendidik bagi anak-anak terlantar.

Berikan Sudut Pandang Lain dalam Dunia Film

Kemunculan film anak pada 1950-an juga memberikan sudut pandang lain bagi dunia film Indonesia pada waktu itu. Secara umum, film-film Indonesia kebanyakan mengangkat semangat nasionalisme sebagai tema dalam ceritanya.

Selain itu, film-film Indonesia juga mengangkat situasi revolusi di dalam negeri pada waktu itu. Hal ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tema yang diangkat dalam film anak.

Namun terdapat sudut pandang lain yang diberikan oleh film-film ini. Sebab anak-anak menjadi objek yang disorot dalam film dengan genre tersebut. “Menempatkan anak-anak sebagai subjek korban perang pada 1950-an menjadi hal yang cukup berani untuk dilakukan,” jelas Yulia.

Salah satu contoh bisa Kawan lihat dari film Si Pintjang yang rilis pada 1951. Film ini berkisah tentang seorang anak disabilitas yang bernama Giman dan hidup pada periode waktu tersebut.

Giman dikisahkan hidup dengan nenek, ayah, dan neneknya. Namun situasi yang terjadi pada saat itu membuat dirinya mesti hidup sebatang kara. 

Hal ini terjadi setelah ayah dan kakaknya dibawa pergi sebagai pekerja romusha. Sementara itu, nenek Giman meninggal dunia ketika serangan Belanda ke kampungnya.

Contoh lain bisa Kawan lihat dari film Djenderal Kantjil yang rilis pada 1958. Film karya Nya Abbas Akup ini berkisah tentang seorang anak bernama Arman yang berhasil menghalau sekelompok bandit yang mengganggu keamanan desanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *