Posted on Leave a comment

KUBET – SMAN 1 Semarang: Si Legendaris yang Jadi Sekolah Tertua dan Terluas di Indonesia

SMAN 1 Semarang: Si Legendaris yang Jadi Sekolah Tertua dan Terluas di Indonesia

images info

Tahukah Kawan GNFI jika sekolah di tertua sekaligus terluas di Indonesia ada di Jawa Tengah? Adalah SMAN 1 Semarang, salah satu ikon pendidikan nasional yang menjadi saksi bisu dari panjangnya sejarah bangsa Indonesia.

Terletak di Jalan Taman Menteri Superno No.1, SMAN 1 Semarang merupakan sekolah legendaris yang berkaitan dengan sejarah kota Semarang. Bangunannya sudah berdiri sejak 1936, loh!

SMAN 1 Semarang memiliki luas 4,2 hektare, menjadikannya sebagai sekolah terluas di Indonesia. Bahkan, konon disebutkan jika SMAN 1 Semarang pernah menjadi sekolah non-asrama paling luas di Asia Tenggara.

Sejarah SMAN 1 Semarang, Sekolah Tertua di Indonesia

Dulunya, gedung SMA ini adalah bagian dari pengembangan Hogere Burgerschool (HBS) cabang Semarang. SMA ini mulai digunakan secara resmi di tahun 1939 dan diresmikan oleh Gubernur Hindia Belanda, Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer. Peresmiannya pun disebut sangat meriah karena menghadirkan pesta kembang api.

Saat pendudukan Jepang, sekolah ini sempat difungsikan sebagai pusat pendidikan militer. Tak lama, setelah Jepang menyerah pada sekutu, gedung tersebut dipakai untuk keperluan medis oleh Belanda—sebelum akhirnya difungsikan kembali sebagai tempat pendidikan di tahun 1946.

Mengulik Sejarah MULO, Sekolah Umum Zaman Belanda yang Setara dengan SMP

Menukil dari buku elektronik terbitan Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, pada 12 Desember 1949, setelah Indonesia mendapatkan kedaulatannya kembali dari Belanda, HBS berubah menjadi SMA Negeri 1 Semarang.

Dalam perjalanannya, di tahun 1960/1961, SMA ini menjadi SMAN 1 Semarang bagian B. Lalu pada 1978/1979 dibagi menjadi SMAN 1 dan SMAN 2—terletak di Sendang Guko.

SMAN 1 Semarang: Sekolah Legendaris dengan Segudang Fasilitas

Kawan GNFI, saking bersejarahnya, SMAN 1 Semarang juga dijadikan sebagai salah satu cagar budaya di Kota Semarang, loh. Status cagar budaya tersebut diperoleh melalui SK Nomor 646/50/1992. Dengan status ini, bagunan sekolah tidak boleh diubah dan harus dijaga dengan baik agar tetap otentik.

Jika dilihat, gaya bangunannya sangat memang masih sangat kental dengan aura “kompeni”. Namun, di balik fasad klasik itu, sekolah terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman.

Untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, berbagai fasilitas penunjang dihadirkan, mulai dari ruang kelas berbasis ICT, laboratorium, ruang musik, ruang konseling, koperasi, ruang agama, lapangan, hot spot area, kolam renang, lapangan olahraga, aula, dan sebagainya. Sekolah juga dilengkapi kamera pengawas, pojok literasi, hingga tempat ibadah.

Banyak alumni-alumni berprestasi yang lulus dari SMAN 1 Semarang, seperti Pierre Tendean (pahlawan revolusi), Tjahjo Kumolo (Menteri PAN-RB 2019-2022), Sutiyoso (Gubernur DKI Jakarta 1997-2007), dan sebagainya.

Siswanya pun banyak menorehkan prestasi, baik di tingkat lokal maupun internasional serta akademik dan non-akademik. Tolok ukur majunya sekolah ini juga dilihat dengan banyaknya siswa yang diterima di berbagai kampus unggulan.

Kawan GNFI, SMAN 1 Semarang menjadi salah satu contoh berkembangnya pendidikan di Indonesia. Sekolah ini seakan menjadi simbol tumbuhnya pendidikan Indonesia sejak masa kolonial hingga modern. Bukan hanya tempat belajar, SMAN 1 Semarang juga merupakan bagian erat dari perjalanan bangsa.

Sosok Waitatiri yang Bukunya Jadi Kurikulum Sekolah di Amerika Serikat

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Khasiat Air di Taman Narmada: Rahasia Awet Muda dari Mata Air Gunung Rinjani

Khasiat Air di Taman Narmada: Rahasia Awet Muda dari Mata Air Gunung Rinjani

images info

Taman Narmada di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Lombok Barat bukan sekadar taman wisata biasa. Di balik keindahan lanskapnya, tersimpan kepercayaan masyarakat tentang khasiat air suci yang dipercaya mampu memberikan awet muda, kesehatan, dan keberkahan bagi siapa pun yang membasuh muka atau meminumnya.

Air yang mengalir di tempat ini bukan sembarang air. Ia berasal dari sumber mata air Gunung Rinjani—gunung yang dianggap suci oleh umat Hindu di Lombok. Tak heran bila Taman Narmada menjadi salah satu destinasi wisata spiritual paling unik di Nusa Tenggara Barat.

Jejak Sejarah Taman Narmada dan Hubungannya dengan Rinjani

Taman Narmada dibangun pada tahun 1727 oleh Raja Anak Agung Ngurah Karangasem dari Kerajaan Mataram Lombok. Nama “Narmada” berasal dari kata Narmadanadi, yaitu anak Sungai Gangga di India yang dianggap suci oleh umat Hindu.

Taman ini dibuat sebagai replika Gunung Rinjani dan danau Segara Anak, karena Raja tidak lagi sanggup naik ke puncak gunung untuk melakukan ritual. Oleh sebab itu, Taman Narmada dijadikan pusat pelaksanaan upacara Pakelem, sebuah tradisi Hindu untuk memohon kesuburan dan keseimbangan alam.

Balai Petirtaan: Sumber Air Suci dari Tiga Mata Air

Salah satu bangunan paling sakral di Taman Narmada adalah Balai Petirtaan. Di sinilah mata air dari tiga sumber utama—Lingsar, Suranadi, dan Narmada—bertemu dan mengalirkan air yang sangat jernih, dingin, dan menyegarkan.

Menurut kepercayaan lokal, air di Balai Petirtaan bukan hanya bersih secara fisik, tetapi juga menyimpan nilai spiritual tinggi. Banyak wisatawan datang untuk merasakan langsung khasiat air di Taman Narmada, terutama mereka yang mencari penyucian diri atau keberkahan dalam hidup.

Ritual Awet Muda di Taman Narmada

Sebelum memasuki area Balai Petirtaan, wisatawan wajib mengenakan selendang kuning sebagai simbol kesucian. Seorang pemangku atau penjaga tempat akan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar siapa pun yang membasuh muka dengan air ini diberi wajah cerah, kesehatan, dan umur panjang.

Ritualnya cukup sederhana namun sakral: membasuh muka tiga kali dari dagu hingga dahi, lalu meminum air dari gelas yang sudah dibilas dengan air suci tersebut. Wisatawan disarankan untuk berdoa menurut kepercayaannya masing-masing.

“Airnya sangat dingin seperti air kulkas,” kata Samsuri Rohandi, pemandu wisata Taman Narmada yang dimuat dari Kompas.

“Tapi banyak yang percaya, membasuh muka di sini bisa bikin awet muda.”

Wisata Spiritual yang Menyegarkan Tubuh dan Jiwa

Bagi sebagian orang,khasiat air di Taman Narmada bukan hanya soal kecantikan fisik, tetapi juga ketenangan batin. Tak sedikit yang menjadikan kunjungan ke taman ini sebagai bagian dari perjalanan spiritual, ziarah budaya, atau bahkan pengobatan alternatif.

Dengan kombinasi antara alam, sejarah, dan kepercayaan lokal, Taman Narmada menjadi bukti nyata bahwa warisan budaya Bali-Lombok tak hanya hidup dalam bangunan, tapi juga dalam tetesan air yang mengalir dari Gunung Rinjani.

Informasi Wisata Taman Narmada

Harga Tiket Masuk:

  • Wisatawan lokal: Rp10.000
  • Wisatawan asing: Rp30.000
  • Kolam renang: Rp5.000

Jam Operasional:
Setiap hari, pukul 09.00–16.00 WITA

Akses Lokasi:
Jarak dari Kota Mataram sekitar 13 km atau 15 menit perjalanan. Rute utama melalui Jalan Raya Mataram–Labuhan Lombok, atau alternatif via Jalan Raya Mataram–Sikur.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Mitos Situ Lengkong Panjalu di Ciamis Jawa Barat, Berasal dari Tumpahan Air Zam-Zam

Mitos Situ Lengkong Panjalu di Ciamis Jawa Barat, Berasal dari Tumpahan Air Zam-Zam

images info

Situ Lengkong merupakan danau buatan yang berada di Desa Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Terdapat sebuah mitos yang beredar di tengah masyarakat terkait asal usul Situ Lengkong Panjalu tersebut.

Konon menurut legendanya air yang ada di Situ Lengkong ini berasal dari air zam-zam yang ditumpahkan langsung di sana. Hal ini berdasarkan pada cerita ujian yang diberikan kepada Prabu Sanghyang Boros Ngora dari sang ayah agar bisa menjadi penerus takhta Kerajaan Panjalu dulunya.

Bagaimana kisah lengkap dari mitos Situ Lengkong Panjalu tersebut?

Mitos Situ Lengkong Panjalu

Dilihat dari buku Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, pada zaman dahulu sekitar abad ke-7 berdiri sebuah kerajaan bernama Panjalu. Kerajaan Panjalu ini dipimpin oleh Sanghyang Ratu Permana Dewi.

Penamaan nama kerajaan ini sendiri berasal dari bahasa Sunda, yakni “Pan” dan “Jalu”. Kata “Pan” berarti bukan.

Sementara itu, kata “Jalu” bermakna laki-laki. Oleh sebab itu, Kerajaan Panjalu diartikan sebagai sebuah kerajaan yang tidak dipimpin seorang laki-laki, melainkan perempuan.

Sanghyang Ratu Permana Dewi memiliki sebuah falsafah hidup yang diajarkan di kerajaan yang dia pimpin. Falsafah tersebut berbunyi.

“Mangan karna halal, pake karna suci, tekad ucap lampah sabenere.”

Falsafah ini berarti, “Makan yang halal, berpakaian yang bersih, itikad ucapan perilaku yang benar.” Falsafah ini menjadi pegangan hidup bagi masyarakat Panjalu.

Dalam riwayatnya, Sanghyang Ratu Permana Dewi menikah dengan Raja Gumilang. Dari pernikahan ini, dia dikaruniai seorang putra yang bernama Prabu Sanghyang Lembu Sampulur.

Putra dari Sanghyang Ratu Permana Dewi ini kemudian melanjutkan takhta Kerajaan Panjalu. Selanjutnya takhta kerajaan diberikan kepada Prabu Sanghyang Cakra Dewa.

Nama Prabu Sanghyang Cakra Dewa sendiri berarti menolak dewa. Hal ini disebabkan oleh Prabu Sanghyang Cakra Dewa yang sudah memeluk agama Islam dan tidak percaya dengan adanya dewa ilmu Sunda Wiwitan.

Prabu Sanghyang Cakra Dewa memiliki enam orang putra. Pada suatu hari, sang raja hendak memberikan takhta kekuasaan kepada salah satu putranya, yakni Prabu Sanghyang Boros Ngora.

Namun takhta kerajaan ini tidak diberikan begitu saja. Sang raja hendak memberikan ujian kepada putranya tersebut terlebih dahulu.

Apalagi Prabu Sanghyang Boros Ngora diketahui memiliki ilmu kebal. Ilmu kebal ini didapatkan Prabu Sanghyang Boros Ngora lewat kebiasaannya yang suka berkelana untuk menuntut ilmu kesaktian.

Ilmu kebal yang dimiliki Prabu Sanghyang Boros Ngora tentu berlawanan dengan ajaran agama Islam. Oleh sebab itu, Prabu Sanghyang Cakra Dewa memerintahkan putranya tersebut untuk menuntut ilmu ke tanah Makkah.

Sebelum berangkat, Prabu Sanghyang Cakra Dewa memberikan sebuah gayung yang bolong kepada Prabu Sanghyang Boros Ngora. Prabu Saghyang Cakra Dewa berkata bahwa putranya mesti membawa pulang air zam-zam dengan menggunakan gayung tersebut agar dia lulus ujian untuk mendapatkan takhta kerajaan.

Akhirnya Prabu Sanghyang Boros Ngora pergi menuntut ilmu ke Makkah. Sang Prabu berhasil menuntut ilmu dengan baik.

Setelah dirasa cukup, Prabu Sanghyang Boros Ngora kembali ke Kerajaan Panjalu. Tidak lupa dia juga menunaikan ujian yang diberikan oleh sang ayah.

Ajaibnya Prabu Sanghyang Boros Ngora berhasil membawa air zam-zam dengan menggunakan gayung bolong tersebut. Sesampainya di Panjalu, Prabu Sanghyang Boros Ngora menumpahkan air zam-zam tersebut di sebuah lembah yang bernama Pasir Jambu.

Tiba-tiba lembah tersebut berubah menjadi sebuah danau. Konon danau inilah yang menjadi mitos asal usul cerita dari Situ Lengkong Panjalu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Berkunjung ke Tanjung Duriat, Memandang Indahnya Bukit dan Waduk di Jantung Sumedang

Berkunjung ke Tanjung Duriat, Memandang Indahnya Bukit dan Waduk di Jantung Sumedang

images info

Terletak di pesisir barat laut Waduk Jatigede, Tanjung Duriat menjadi magnet baru wisata alam di Sumedang, Jawa Barat. Paduan antara daratan hijau dan perairan luas, menjadikannya tempat sempurna untuk melepas penat.

Destinasi ini bukan hanya menyuguhkan lanskap yang menawan dari atas bukit, tapi juga ragam aktivitas menarik yang cocok untuk semua kalangan. Baik datang bersama pasangan, keluarga, atau sahabat, Kawan GNFI bisa menjadikan tempat ini sebagai pelarian singkat dari rutinitas kota yang padat.

 

Sekilas Mengenai Tanjung Duriat

Berada di Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, Tanjung Duriat berdiri tepat di tepian Bendungan Jatigede, bendungan terbesar kedua di Indonesia. 

Nama “Tanjung” merujuk pada bentuk wilayahnya yang menjorok ke waduk, sedangkan “Duriat” berasal dari bahasa Sunda yang berarti kasih sayang, sebuah simbol bahwa tempat ini menawarkan pengalaman alam yang menghangatkan jiwa.

Tempat ini sudah dilengkapi fasilitas yang menunjang kenyamanan wisatawan seperti area parkir luas, kafe, spot foto tematik, serta wahana yang membuat liburan makin seru dan tak terlupakan.

 

Daya Tarik Tanjung Duriat

Salah satu alasan Tanjung Duriat layak masuk dalam daftar liburan Kawan GNFI adalah panorama Waduk Jatigede yang menakjubkan.

Dari atas dek kayu atau jembatan kaca, pengunjung bisa menikmati bentangan air yang luas berpadu dengan perbukitan hijau di kejauhan.

Bagi Kawan yang menyukai sensasi berbeda, cobalah wahana seperti jembatan kaca dan ayunan raksasa. Kedua wahana ini menghadap langsung ke waduk dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

Tarifnya cukup terjangkau dan sudah termasuk jasa fotografer yang akan membantu mengabadikan momen.

Jika ingin suasana yang lebih tenang, Kawan bisa berjalan santai di area taman atau duduk menikmati pemandangan di kafe tepi waduk. Sambil menyeruput minuman, suasana senja di tempat ini akan membuat pengalaman liburan semakin berkesan.

Harga tiket masuk ke Tanjung Duriat pun tergolong ramah di kantong. Untuk pengunjung dewasa, tiket dibanderol Rp20.000 saat hari biasa dan Rp25.000 di akhir pekan atau hari libur. Anak-anak dikenai tarif mulai dari Rp10.000, dengan biaya parkir Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk mobil.

 

Akses Menuju Tanjung Duriat

Kalau Kawan GNFI berangkat dari Alun-Alun Sumedang, rute tercepat menuju Tanjung Duriat dimulai lewat Jalan Sebelas April. Dari sana, lanjut ke Jalan Lingkar Sumedang-Wado, lalu ke Jalan Warungketan.

Perjalanan diteruskan ke Jalan Raya Cikopo, kemudian ke Jalan Prabu Gajah Agung. Setelah itu, masuk ke Jalan Proyek Jatigede-Sumedang.

Terakhir, ambil Jalan Tanjung Duriat yang akan membawa Kawan GNFI langsung ke area wisata. Jaraknya sekitar 26 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 50–55 menit naik motor atau mobil.

Akses jalannya cukup bagus dan bisa dilewati kendaraan pribadi, jadi tidak perlu khawatir soal rute.

 

Ayo Berkunjung ke Wisata Tanjung Duriat!

Jika Kawan GNFI mencari tempat yang menyatukan keindahan, ketenangan, dan keseruan dalam satu lokasi, Wisata Tanjung Duriat jawabannya.

Mulai dari menyaksikan matahari terbenam di balik Waduk Jatigede hingga berfoto di atas glass deck berlatar perairan biru, semuanya bisa dinikmati dengan biaya yang ramah di kantong.

Jadi, kapan Kawan berkunjung ke Tanjung Duriat?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Mewujudkan Mimpi Sejak SMP: Kisah Inspiratif Cecep yang Tembus ITB

Mewujudkan Mimpi Sejak SMP: Kisah Inspiratif Cecep yang Tembus ITB

images info

“Dari SMP, saya sudah buat list bahwasanya saya ingin masuk ITB,” ujar Cecep Nurrokhman, remaja asal Indramayu yang kini berhasil menginjakkan kaki di Institut Teknologi Bandung (ITB), kampus teknik paling bergengsi di Indonesia.

Dahulu, keinginannya untuk masuk ITB mungkin hanya dianggap sebagai deretan mimpi utopis yang sulit digapai. Sebab, Cecep Nurrokhman berasal dari keluarga sederhana: bapaknya bekerja di sawah, ibu berjualan jajanan.

Akan tetapi, Cecep tidak ingin tunduk pada nasib. Cecep memilih untuk bermimpi dengan liar, merawat impian besar yang membara dalam dirinya: menjejakkan kaki di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Nama ITB telah ia ukir di buku harian semasa SMP dan akan selalu menjadi tekad hingga ia lulus SMA.

Kisah Inspiratif Artita, Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat UKT Nol Rupiah

Mimpi yang Tumbuh di Tengah Kesederhanaan

Keluarga Cecep adalah gambaran kekuatan dari keikhlasan dan kebersamaan. Ayahnya bekerja keras di sawah, sementara sang ibu menjajakan jajanan kecil.

Cecep pun turut membantu ibunya berdagang; membawa dan menjual jajanan di sekolah. Ia lantas menyisihkan sedikit demi sedikit uang hasil jualan untuk keperluan sekolah, dan bahkan jadi sumber tambahan untuk uang saku sekolahnya.

“Awalnya terdengar tidak mungkin saya masuk ITB,” katanya.

Rayhan Abdul Latief: dari Bekasi Menuju Pentas Golf Dunia

Namun dukungan dari orang tua dan kakak, ditambah kerja kerasnya belajar tiap hari, hal yang terasa mustahil menjadi kenyataan. Cecep berhasil tembus di salah satu perguruan tinggi unggulan lewat jalur SNBP.

Keberhasilannya masuk ke Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) jelas bukan tanpa usaha. Cecep sejak SMA telah aktif mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Ia juga menjabat sebagai ketua OSIS SMAN 1 Sukagumiwang tahun 2023. Maka, jalannya memasukin ITB telah ia rajut secara perlahan sejak SMA.

Keinginannya untuk menjadi bagian dari keluarga ITB bukan hanya ambisi pribadi. Lebih dari itu, ada misi lebih besar yang mendorong Cecep memiliki semangat membara menggapai kampus impian.

“Saya ingin menjadi pengajar profesional dan berkontribusi di dunia pendidikan Indonesia,” ujarnya.

Aeshnina Azzahra, Polisi Sampah Muda yang Surati Pemimpin Dunia

Beasiswa Program Orang Tua Asuh KDM, Dukung Camaba ITB

Kebahagiaan Cecep bertambah saat ia dinyatakan lolos ITB dan menerima beasiswa Program Orang Tua Asuh dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ia menjadi satu dari 22 calon mahasiswa ITB yang mendapatkan bantuan.

“Saya tidak menyangka bisa dapat beasiswa tersebut karena memang tidak mendaftar apa pun,” ungkapnya.

Beasiswa tersebut berupa bantuan pendidikan sebesar Rp 20 juta dan sebuah laptop. Penyerahan dilakukan langsung di Bale Sri Baduga, Purwakarta, disaksikan oleh Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara.

Kisah Wimar, Dalang Cilik Penyandang Autisme yang Jatuh Cinta pada Wayang Kulit

Dedi Mulyadi menyampaikan pesan menyentuh saat penyerahan beasiswa:

“Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Jika jatuh, kau akan jatuh di antara bintang-bintang.”

Kutipan Bung Karno ini ia tujukan khusus bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang berani bermimpi besar—seperti Cecep.

Kisah Cecep dapat membakar semangat para pelajar lain, khususnya dari keluarga kurang mampu di Jawa Barat, agar berani bermimpi dan terus belajar, tak peduli rintangan yang menghadang.

Yulion Mirin, Siswa dari Papua yang Sisihkan Uang untuk Bantuan Pendidikan Papua

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – SATU Indonesia Awards 2025: Lebih dari 100 Aksi Kolaboratif Astra Diluncurkan untuk Perluas Dampak Sosial

SATU Indonesia Awards 2025: Lebih dari 100 Aksi Kolaboratif Astra Diluncurkan untuk Perluas Dampak Sosial

images info

Astra kembali menegaskan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan dengan meluncurkan lebih dari 100 Aksi Kolaboratif Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2025. Inisiatif ini menjadi langkah konkret Astra dalam memperkuat kontribusi sosial dari para penerima apresiasi, sekaligus menghubungkan mereka dengan program-program Corporate Social Responsibility (CSR) lainnya seperti Kampung Berseri Astra dan Desa Sejahtera Astra.

Apa Itu SATU Indonesia Awards 2025?

SATU Indonesia Awards (Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia) adalah program apresiasi tahunan dari PT Astra International Tbk yang diberikan kepada anak-anak muda inspiratif di seluruh Indonesia sejak 2010. Mereka berasal dari lima bidang utama: kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. Hingga akhir 2024, program ini telah mengapresiasi 97 penerima tingkat nasional dan 629 penerima tingkat provinsi.

Di tahun ke-15 ini, SATU Indonesia Awards 2025 tak hanya memberi penghargaan, tetapi juga mendorong kolaborasi nyata di lapangan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat dan memperluas dampak sosial di berbagai daerah.

Sinergi untuk Negeri: Kick-Off Aksi Kolaboratif 2025

Kick-off peluncuran Aksi Kolaboratif SATU Indonesia Awards 2025 digelar secara virtual pada 26 Juni 2025. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, antara lain:

  • Prof. Warsito, S.Si., DEA, Ph.D. — Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa, Kemenko PMK
  • Ir. Tri Mumpuni — Juri SATU Indonesia Awards sekaligus Pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan
  • Diah Suran Febrianti — Head of Environment and Social Responsibility Astra
  • Perwakilan dari 37 provinsi yang tergabung dalam Kampung Berseri Astra, Desa Sejahtera Astra, dan para penerima apresiasi SATU Indonesia Awards

Menurut Prof. Warsito, kolaborasi lintas sektor yang diinisiasi Astra menjadi contoh nyata bagaimana kontribusi bersama dapat mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs Indonesia).

Program Unggulan: Satukan Gerak, Terus Berdampak

 

Mengusung tema “Satukan Gerak, Terus Berdampak”, Aksi Kolaboratif SATU Indonesia Awards 2025 akan berlangsung sepanjang Juli 2025 di 18 provinsi yang tersebar di 5 pulau besar Indonesia.

Program ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, seperti:

  • Para penerima apresiasi SATU Indonesia Awards
  • Tokoh lokal Kampung Berseri Astra dan Desa Sejahtera Astra
  • Komunitas remaja AORTA (Aksi Solidaritas Remaja Kesehatan Astra)
  • Pendidik dan siswa PAUD
  • Sekolah Adiwiyata

Beberapa kegiatan utama antara lain:

  • Edukasi Kesehatan Remaja dan PHBS bersama AORTA
  • Pelatihan Edukasi Seksual untuk guru dan siswa PAUD di Jakarta
  • Kampanye Pengelolaan Sampah Makanan (food waste) untuk pelajar SMP di 17 provinsi
  • Integrasi kegiatan SATU Indonesia Awards ke dalam ekosistem Desa Sejahtera Astra

Kolaborasi Jangka Panjang demi Masa Depan Indonesia

Chief of Corporate Affairs Astra, Boy Kelana Soebroto, menegaskan bahwa SATU Indonesia Awards bukan sekadar program tahunan, tetapi bentuk komitmen jangka panjang Astra untuk membangun masa depan Indonesia melalui anak-anak muda yang berdampak.

“Kami percaya, dengan bergandengan tangan, kolaborasi ini bisa menciptakan gerakan perubahan yang lebih besar,” tambah Ir. Tri Mumpuni, juri sekaligus penggerak sosial yang telah lama terlibat dalam program ini.

Dengan melibatkan berbagai elemen, dari komunitas lokal hingga pemerintah, program ini selaras dengan visi Astra:sejahtera bersama bangsa dan mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDGs) secara konkret.

Penutup: Inspirasi untuk Bergerak Bersama

Lebih dari sekadar penghargaan, SATU Indonesia Awards 2025 hadir sebagai gerakan nyata. Melalui kolaborasi lintas sektor, inisiatif ini menjadi wadah bagi para inspirator lokal untuk berbuat lebih bagi masyarakat dan lingkungan.

Apakah Anda siap jadi bagian dari perubahan?
Kunjungi www.satu-indonesia.com dan temukan kisah inspiratif lainnya dari seluruh penjuru Nusantara.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Larangan Keluar Rumah Malam 1 Suro dan 27 Ramadan: Mitos Jawa & Anak Rawa Penyengat yang Penuh Makna Spiritual

Larangan Keluar Rumah Malam 1 Suro dan 27 Ramadan: Mitos Jawa & Anak Rawa Penyengat yang Penuh Makna Spiritual

images info

Menjelang maghrib saat malam 1 Suro, suasana terasa berbeda; lebih mistis. Masyarakat merapalkan doa-doa berisi memohon ampunan atas kesalahan dan dosa yang dilakukan selama satu tahun; juga memohon pertolongan, petunjuk, serta perlindungan untuk perjalanan satu tahun kedepan kepada Tuhan. Masyarakat pun percaya, mereka dilarang untuk keluar rumah saat malam 1 Suro.

Apa Itu Malam Satu Suro? Simak Larangan dan Pandangan dalam Islam

Apa Itu Malam 1 Suro dan Mengapa Dianggap Sakral

Sebagai informasi, malam 1 Suro atau malam 1 Muharam adalah malam pergantian tahun baru dalam Islam. Sebagaimana kebiasaan masyarakat, perpindahan atau pergantian dari suatu tempat atau waktu biasanya ditandai dengan doa dan harapan.

Pergantian tahun baru Masehi misalnya, masyarakat beramai-ramai membuat revolusi. Begitupun pergantian tahun baru Islam (Hijriah) yang diwarnai dengan beragam perayaan dan tradisi.

Meski demikian, masyarakat—terkhusus Jawa—juga memiliki pantangan tersendiri yang harus dihindari saat malam pergantian tahun baru Hijriah atau biasa dikenal sebagai malam 1 Suro. Pantangan tersebut ialah keluar rumah.

Perbedaan Penanggalan 1 Suro Antara Masehi, Hijriah, dan Kalender Jawa

Mitos dan Larangan Keluar Rumah dalam Tradisi Jawa Saat 1 Suro

Menurut kepercayaan orang Jawa, setelah asar—menjelang maghrib adalah waktu ketika alam gaib lebih terbuka. Batas antara dunia gaib dan dunia manusia lebih dekat. Saat itulah makhluk gaib dinilai lebih aktif sehingga menularkan energi spiritual yang lebih kuat.

Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan untuk berada di dalam rumah.

Mitos larangan keluar rumah saat malam 1 Suro telah menjadi kepercayaan masyarakat Jawa. Bahkan, hingga saat ini kepercayaan tersebut masih dianut dan dilakukan. Menurut kepercayaan masyarakat, apabila larangan tersebut dilanggar seseorang ia akan ditimpa kesialan atau hal hal negatif.

Menguak Tuntas Mitos Malam Satu Suro: Larangan dan Kepercayaan yang Menyelubunginya

Diceritakan, saat malam 1 Suro, Kanjeng Ratu Kidul tengah memerintahkan prajuritnya untuk berkunjung ke keraton. Kawasan yang dilewati para rombongan prajurit Kanjeng Ratu Kidul akan merasakan aura yang kuat, seperti deru angin kencang.

“Sehingga agar tidak terkena aura yang negatif karena ada makhluk halus yang lewat maka disyaratkan agar tinggal di dalam rumah saja,” jelas Tundjung Wahadi Sutirto, Budayawan sekaligus dosen Program Studi Ilmu Sejarah di UNS Surakarta, dikutip dari Kompas.com.

Mitos dan Larangan Keluar Rumah Suku Anak Rawa Penyengat Pada Tanggal 27

Menjelang sore, sesajen berupa kopi, kue tradisional, atau masakan lokal disusun di depan rumah menggunakan wadah dari pelepah sagu atau daun rumbia, lengkap dengan ukiran simbolik.

Tujuannya? menyambut arwah nenek moyang atau leluhur yang akan datang ke rumah untuk makan bersama. Lilin menyala sebagai penanda kehadiran mereka. Ketika lilin padam sempurna, ritual selesai dan sesajian boleh disantap oleh keluarga.

Menyambut leluhur di dalam rumah, suku Anak Rawa Penyengat percaya, mereka dilarang keluar rumah saat sore hari pada saat Tujuh Liku. Larangan ini merupakan bentuk penghormatan alam dan leluhur. Rumah menjadi pusat komunikasi spiritual dan perlindungan kosmik.

Asal Usul Talang Mamak, Suku Asli Pedalaman Riau Warisan Datuak Parpatiah Nan Sabatang

“Kita tidak boleh keluar rumah karena ritualnya kita laksanakan di rumah masing-masing,” ungkap Alit, Ketua Ikatan Keluarga Besar Suku Asli Anak Rawa.

Tidak hanya Jawa, anjuran untuk berada di dalam rumah pada saat-saat tertentu juga berlaku bagi suku Anak Rawa Penyengat yang berada di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Mereka harus berada di dalam rumah pada tanggal 27 bulan Ramadan atau kalender Cina. Mereka menyebutnya sebagai Tujuh Liku.

Saat itu, suku Anak Rawa Penyengat menajalnnya tradisinya. Sebab, dalam kepercayaan mereka, roh leluhur akan hadir di rumah sehingga mereka harus menyambut dengan berbagai ritual lainnya.

Sakai, Suku Nomaden Asal Riau yang Bergantung Pada Hutan

Makna Filosofis: Harmonisasi Manusia, Alam, dan Tuhan

Larangan keluar saat Tujuh Liku dan 1 Suro bukan tabu kosong; ia adalah penanda tata kosmis. Dengan diam dan tinggal di rumah, masyarakat memberi ruang bagi ritual spiritual, mempererat rasa kekeluargaan, serta memuliakan alam dan leluhur.

Tundjung Wahadi Sutirto mengatakan, inti dari kepercayaan tersebut sebenarnya adalah agar masyarakat memberikan ruang untuk melakukan perenungan, kontemplasi, dan memanjatkan doa-doa di dalam rumah.

Di tengah modernitas yang serba cepat, masyarakat sejenak perlu melakukan refleksi diri. Mitos, larangan, perintah, dan refleksi bukan sekadar narasi budaya atau dogma spiritual, tetapi juga merupakan bagian dari bentuk penyelarasan diri dengan alam dan kuasa Tuhan.

Tradisi Topo Bisu, Bentuk Rasa Evalusi Diri Warga Yogyakarta di Malam 1 Suro

“Substansinya dalam mitos itu ada nilai yaitu berdiam diri sembari melakukan doa kepada Yang Maha Kuasa. Itu esensinya adalah harmonisasi dalam tata kehidupan semesta ini,” jelasnya.

Hal ini juga diungkapkan Hesti Nur ‘Amala melalui skripsinya bahwa mitos bukan sekadar cerita fiksi, melainkan narasi sakral yang menyatukan manusia dengan realitas transenden dan memberi struktur makna atas hadirnya alam dan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari

“Mitos berfungsi menjelaskan asal-usul dunia, makhluk hidup sampai adanya nilai dan norma di masyarakat,” ungkapnya.

Malam 1 Suro, Kisah Pendaki yang Berdoa dan Ziarah ke Gunung Lawu

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – INAMICE 2025: Ketika Mahasiswa, Industri, dan Pemerintah Duduk Bersama untuk Masa Depan MICE Jakarta

INAMICE 2025: Ketika Mahasiswa, Industri, dan Pemerintah Duduk Bersama untuk Masa Depan MICE Jakarta

images info

Rabu (25/6/2025) menjadi momentum penting bagi dunia MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) Indonesia, ketika Program Studi MICE Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) menggelar konferensi tahunan berskala nasional, yakni The 8th INAMICE 2025.

Bertempat di Grand Kemang Hotel Jakarta dan engusung tema “Achieving Sustainable Development Goals 2030 in Jakarta through Sustainable MICE Practices”, forum ini mencoba menjawab tantangan besar: bagaimana industri acara di ibu kota bisa sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan global?

Acara dibuka secara resmi oleh dua pejabat dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta—Fajar Eko Satriyo dari Biro Pendidikan dan Mental Spiritual, serta Andhika Permata dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hadir pula dalam sesi pembukaan Direktur PNJ, Dr. Syamsurizal, SE.MM, dan Ketua Jurusan Administrasi Niaga, Dr. Dra. Iis Mariam, M.Si.

Dalam sambutannya, Dr. Syamsurizal menyampaikan pesan yang menekankan pentingnya keberadaan INAMICE bagi dunia MICE, khususnya di Jakarta.

“INAMICE telah tumbuh menjadi ruang kolaboratif antara industri, akademisi, dan mahasiswa sejak pertama kali diselenggarakan pada 2014. Ia juga menekankan pentingnya tema keberlanjutan tahun ini sebagai komitmen bersama menjadikan Jakarta destinasi MICE global yang bertanggung jawab.” ujarnya

Konferensi tahun ini disusun dalam tiga sesi pleno yang menyajikan berbagai pendekatan terhadap praktik MICE berkelanjutan. Sesi pertama membedah strategi untuk membawa industri MICE Jakarta menuju standar global. Tokoh-tokoh penting seperti Chandrasa Edhityas Sjamsudin (UN Indonesia) dan Vinsensius Jemadu (Kemenparekraf) turut serta membagikan wawasannya untuk membahas pentingnya integrasi Paris Agreement dan ISO 20121 ke dalam penyelenggaraan acara di Jakarta serta peran pemangku kepentingan lokal dalam membangun standar hijau yang adaptif.

Berlanjut ke sesi kedua, teknologi menjadi fokus utama. Dua pembicara dari KADIN dan INCCA, yakni Teguh Anantawikrama dan Adjat Sudradjat mengangkat transformasi digital sebagai jembatan untuk efisiensi dan pengurangan limbah dalam acara. IoT, platform hybrid, dan otomatisasi dinilai mampu menjadi solusi konkret dalam mewujudkan acara ramah lingkungan.

Sementara itu, sesi terakhir menawarkan panduan praktis dalam pelaksanaan acara hijau di Jakarta. Praktisi dari Royalindo, M. Reza Abdullah, dan PT Nusa Dua Indonesia, Yasinta Hartawan, memaparkan bagaimana logistik, manajemen venue, hingga kolaborasi publik-swasta dapat dikembangkan untuk menciptakan event berstandar keberlanjutan tinggi.

Tak hanya diskusi, tahun ini INAMICE juga menghadirkan MICE PNJ Sustainability Appreciation Awards—penghargaan untuk para pelaku industri yang dinilai berhasil menerapkan prinsip sustainable event management. Tiga kategori diberikan: venue, PCO (Professional Conference Organizer), dan PEO (Professional Exhibition Organizer).

Di balik suksesnya The 8th INAMICE 2025, Program Studi MICE PNJ tidak bekerja sendiri. Di baliknya, ada pula dukungan dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) serta sponsor dan mitra kolaboratif, yaitu: Ticket2U, Satuplatform, Jublia, Bluebird, Kutanam.id, Taska Catering, Zazz Rimbu, Rappo Indonesia, Replast Lab, Jakvisual, dan Mantos Multimedia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Mengenal PoliceTube: Platform Digital Baru Milik Polri, Perbaiki Citra Polisi?

Mengenal PoliceTube: Platform Digital Baru Milik Polri, Perbaiki Citra Polisi?

images info

PoliceTube adalah sebuah platform inovasi komunikasi publik digital yang dibuat oleh Divisi Humas Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dengan menggandeng PT Digital Unggul Gemilang untuk menyebarkan informasi hingga prestasi Polri.

PoliceTube dibuat dengan tujuan untuk memperluas publikasi dan diseminasi informasi Polri secara transparan. Melalui akun YouTube milik Irjen Pol. Sandi Nugroho, platform ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo kepada kepolisian dan kebijakan Kapolri berbasis teknologi digital untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat yang adaptif di era digital.

Kapolri mendorong adanya kebijakan untuk menyusun kebijakan yang responsif terhadap dinamika peristiwa, kejadian, dan kejahatan. PoliceTube juga diharapkan dapat memperkuat pelayanan publik yang berbasis teknologi.

PoliceTube: Sarana Membangun Kepercayaan Masyarakat

Dengan menggunakan teknologi digital, Polri menyebut bahwa PoliceTube dapat membantu komunikasi dengan masyarakat secara real-time, cepat, efisien, dan mudah digunakan—demi meningkatkan akuntabilitas serta membangun kepercayaan masyarakat.

Platfrom ini dikatakan hampir mirip dengan YouTube dan TikTok yang banyak dipakai masyarakat luas. Selain itu, PoliceTube juga dilengkapi dengan teknologi artificial intelligence (AI), cyber security, dan infrastruktur server dan ruang command center dalam operasional dan pengembangannya.

Mengenal Asal Usul Desa Tempuran di Blora, Mayoritas Warganya Berprofesi sebagai TNI atau Polisi

Pembentukan PoliceTube diklaim menjadi lompatan bagi Polri untuk menyebarkan kebaikan, informasi-informasi bakti, prestasi, dan kinerja kepolisian. Dengan tagline “Polisi untuk Masyarakat”, PoliceTube diharapkan bisa menjadi platform digital video share yang mendukung transformasi digital industri Polri dalam memperkuat kembali rasa percaya masyarakat pada institusi ini.

Masyarakat juga dapat melaporkan kejadian penting untuk membagikan informasi nyata dan mendukung keselamatan dengan mengunggah video di kanal website PoliceTube. Namun, dengan catatan seluruh konten harus bebas hoaks, kekerasan, dan sara.

Cara Akses dan Tutorial Unggah Video di PoliceTube

PoliceTube platform digital Polri untuk bantu kembalikan kepercayaan publik

Cara akses atau registrasi akun PoliceTube melalui web mobile:

  • Buka browser di gawai maupun computer, lalu kunjungi www.policetube.id.
  • Klik tombol “Daftar” di kanan atas.
  • Lengkapi data diri.
  • Pilih “Daftar”, lalu cek surel yang masuk dan verifikasi akun.
  • Pengguna dapat langsung log-in.

Cara mengunggah video di PoliceTube:

  • Klik ikon video untuk memosting tayangan tertentu yang ingin ditampilkan dari galeri HP.
  • Isi deskripsi dengan jelas dan informatif.
  • Tambah kategori dan lokasi kejadian.
  • Klik “Kirim” dan tunggu proses peninjauan oleh tim PoliceTube.

Respons Masyarakat Terkait PoliceTube

Terkait PoliceTube, mayoritas masyarakat tampak kurang baik dalam mengomentari gebrakan Polri ini. Berdasarkan pantauan di Instagram, mereka mempertanyakan urgensi dari dibuatnya platform tersebut. Tak hanya itu, pembuatan PoliceTube juga dinilai hanya menghambur-hamburkan anggaran.

“Di yutub aja belum tentu ada yg nonton, buat apa bikin platform sendiri? Ngabisin anggaran??” tulis pengguna @la.***al.

“Habis berapa ya kira-kira anggarannya?” imbuh pengguna @hanan**_****, serta banyak komentar-komentar lainnya.

Meskipun demikian, terdapat segelintir orang yang mendukung platform ini, seperti:

“smoga semakin mantap divhumas polri”, cuit akun @bay*****no_**01.

5 Momen Epik Demo Tolak UU TNI: Duel di Atas Truk hingga "Nge-prank" Polisi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Posted on Leave a comment

KUBET – Putusan MK: Pemilu dan Pilkada Resmi Dipisah, Ini Alasan dan Skemanya

Putusan MK: Pemilu dan Pilkada Resmi Dipisah, Ini Alasan dan Skemanya

images info

Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan untuk memisahkan waktu pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) nasional dan pemilihan kepala daerah (pilkada). Hal ini dilakukan untuk mewujudkan pemilihan umum yang berkualitas demi tegaknya kedaulatan rakyat.

Kawan GNFI, seperti yang diketahui bersama, dalam praktiknya, pelaksanaan pemilu nasional dan pilkada selalu dilaksanakan dalam waktu yang berdekatan. Namun, melalui Putusan Nomor 135/PUU-XXII/2024, penyelenggaraan pemilu dan pilkada resmi tidak lagi dilaksanakan di tahun anggaran yang sama.

Tak hanya itu, terdapat sedikit perubahan dalam hal jumlah dan siapa saja yang dipilih masyarakat dalam pemilu dan pilkada. Pemilu nasional hanya akan digunakan untuk memilih anggota DPR, DPD, serta presiden dan wakil presiden. Sementara itu, pemilu lokal atau pilkada akan berubah menjadi pemilihan untuk anggota DPRD provinsi/kabupaten/kota, gubernur dan wakil gubernur, serta wali kota/bupati dan wakilnya.

Artinya, pemilu nasional yang juga dikenal dengan “Pemilu lima kotak” tidak akan berlaku lagi, karena pemilihan DPRD provinsi/kabupaten/kota dalam pelaksanaannya, resmi dimasukkan bersama dengan pemilihan kepala daerah.

Belajar dari Pemilu 2024, Jangan Sampai Pesta Demokrasi Mengorbankan Kesehatan Jiwa

Alasan yang Mendasari Pemisahan Pemilu dan Pilkada

Terdapat beberapa alasan yang mendasari MK untuk mengubah pelaksanaan pemilu dan pilkada, di antaranya:

  • Pemilih yang jenuh dan tidak fokus karena waktu pemilihan yang berdekatan antara pemilu anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, dan DPRD dengan pilkada. Ditambah lagi jumlah calon yang terlalu banyak, utamanya pada pemilu nasional yang menggunakan model lima kotak.
  • Isu pembangunan daerah terabaikan karena tenggelam oleh isu nasional yang terlalu mendominasi—pemilu presiden dan legislatif.
  • Pelemahan pelembagaan partai politik akibat kurangnya waktu untuk menyiapkan kader secara ideal dan partai-partai yang terjebak dalam pragmatisme dan politik transaksional hanya demi kepentingan elektoral.
  • Beban kerja penyelenggaraan pemilu yang berat menyebabkan turunnya kualitas penyelenggaraan.
Mengenal Parliamentary Threshold, Ambang Batas Kursi dalam Pemilu

Skema Pemilu dan Pilkada Setelah Putusan MK

Kawan GNFI, dengan adanya putusan itu, skema pelaksanaan pemilu dan pilkada pun berubah. Di bawah ini adalah ringkasan skema waktu pelaksanaan pesta demokrasi rakyat setelah ketok palu MK:

  • Pemilu nasional tetap dilaksanakan terlebih dahulu—seperti halnya pemilu edisi sebelumnya yang dilaksanakan lima tahun sekali.
  • Pilkada hanya dapat dilakukan paling cepat dua tahun dan paling lambat dua tahun enam bulan yang dilaksanakan sejak tanggal pelantikan presiden dan wakil presiden, DPR, dan DPD hasil pemilu nasional.

Sederhananya, jika pemilu nasional akan dilaksanakan pada tahun 2029, maka pilkada hanya dapat dilakukan paling cepat dua tahun setelah pelantikan hasil pemilu tersebut—tepatnya di tahun 2031.

Dampak Pemisahan Pemilu dan Pilkada

Jadwal pemilu dan pilkada yang dipisah ini akan membuat adanya penyesuaian masa jabatan kepala daerah dan DPRD hasil pemilu 2024. Oleh karena itu, DPR diminta untuk menyesuaikan aturan hukum terkait proses perubahan aturan atau masa jabatan secara bertahap.

Dengan perubahan ini, publik diharapkan dapat lebih fokus dalam menyalurkan suaranya untuk meningkatkan kualitas berdemokrasi di Indonesia, baik tingkat pusat maupun daerah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News